Peneletian Ungkap Wilayah Maluku Diguncang Ribuan Gempa dalam Kurun Waktu 2 Bulan, Zona Sumber Gempa Terdeteksi

24 Januari 2020, 08:14 WIB
Pertemuan untuk membahas zona sumber gempa dan pembahsan mitigasi bencana gempa di Indonesia.* /BNPB/

PIKIRAN RAKYAT - Sejak akhir tahun 2019 hingga awal Tahun 2020, wilayah Maluku menjadi wilayah yang paling sering dilanda bencana gempa.

Tak hanya sekali atau dua kali saja, namun gempa susulan yang ada di wilayah tersebut mencapai puluhan hingga ratusan kali.

Dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari laman Badan Nasional Penanggulanagan Bencana (BNPB) bahwa sejak tanggal 28 September hingga 15 Desember 2019, gempa susulan yang terjadi di wilayah tersebut terjadi sekitar 3.462 kali.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Jumat 24 Januari 2020: Saatnya Carpicorn Mencari Pasangan Terbaik dan Prioritaskan Kesehatan untuk Pisces

Dalam hal ini, Institut Teknologi Bandung (ITB) juga Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geologi (BMKG) melakukan kerja sama untuk mendeteksi zona sumber gempa.

Mereka melakukan pantauan selama beberapa bulan dari tanggal 18 Oktober hiingga 15 Desember 2019 menggunakan 11 unit seismograf dari ITB dan 4 unit seismograf dari BMKG.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ahli gempa sekaligus Dosen Program Studi Teknik Geofisika ITB Zulfakriza.

Penelitian atau pantauan tersebut bertujuan untuk memahami potensi bencana serta untuk mengetahui mitigasi apa yang harus dilakukan oleh Pemerintah.

Dengan adanya pantauan tersebut, akhirnya mereka bisa mengetahui sumber zona gempa yang ternyata berada di wilayah Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah dan Kabupaten Seram Bagian Barat.

Baca Juga: Berkat Medali dalam Game Online, Tri Rismaharini Belajar Menjadi Wali Kota

Telah teridentifikasi zona duga sesar utama dengan arah Utara-Selatan dari Kariatu hingga Selat Haruku.

Selain itu ditemukan juga beberapa zona sesar sekunder di sebelah Timur Pulau Ambon dengan arah identifikasi zona sesar dari Peta geologi tahun 1993.

Adanya hal ini, BNPB mencoba untuk melakukan upaya pencegahan atau mitigasi korban gempa.

Mitigasi tersebut diantaranya meliputi informasi keterparan jiwa dan infrastruktur juga rekomendasi penguatan bangunan dan peningkatakan ketangguhan masyarakat.

Dalam hal ini, mereka membutuhkan data bangunan untuk dapat mengidentifasi kekuatan bangunan yang ada di wilayah tersebut.

Baca Juga: 5 Cara Kreatif untuk Menabung, Bisa Dilakukan Sambil Bermain

Selain itu, BNPB juga menyiapkan fitur Assesment Cepat Bangunan Sederhana (ACeBS) pada aplikasi InaRisk yang bisa digunakan oleh masyarakat.

Fitur ini berfungsi untuk menilai kondisi bangunan tenpat tinggal masing-masing warga yang ada di suatu wilayah.

Selain itu, Pemeritah juga mengimbau semua pihak yang bersangkutan untuk bisa bijak dalah menangani hasil penelitian tersebut.

Pemerintah mengatakan hal tersebut bukan untuk membuat masyarakat menjadi panik, karena hingga kini teknologi tidak ada yang bisa memprediksi bencana secara akurat.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: BNPB

Tags

Terkini

Terpopuler