Mengenal Suku Tiga, Masyarakat Asli yang Mendiami Gunung di Sudut Bengkulu

24 November 2021, 05:20 WIB
Mengenal Suku Tiga, kelompok masyarakat yang mendiami wilayah pegunungan di Desa Muara Dua, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu. /Pikiran Rakyat Tasikmalaya/Dahelia Saputri

PR TASIKMALAYA – Mungkin banyak orang yang belum mengenal nama ‘Suku Tiga’.

Suku Tiga merupakan salah satu kelompok masyarakat yang mendiami wilayah pegunungan di Provinsi Bengkulu.

Masyarakat Suku Tiga berada di Desa Muara Dua, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu.

Tinggal di wilayah pegunungan, masyarakat Suku Tiga dibesarkan bersama alam.

Baca Juga: Adik Bibi Ardiansyah Ungkap Mimpi Vanessa Angel dan Kakaknya di Tahun Ini: Ada Dua!

Letak geografis pemukiman warga pun berada di antara hutan belantara.

Suku Tiga terletak di antara Bukit Tinggi Ari dan Gunung Kumbang yang mengapitnya.

Akses jalan yang jauh dan sulit dijangkau dari kehidupan perkotaan membuat masyarakat setempat hidup serba seadanya.

Mulai dari kondisi ekonomi, hingga pendidikan, masyarakat Suku Tiga masih digolongkan sebagai salah satu wilayah tertinggal.

Baca Juga: Link Streaming Barcelona vs Benfica di Liga Champions UEFA 24 November 2021

Namun, tampaknya kesadaran tentang pentingnya akses pendidikan bagi anak-cucu mereka terlihat di kalangan masyarakat Suku Tiga.

Hal ini sejalan dengan diterimanya organisasi nirlaba, Komunitas 10000 Guru Bengkulu yang berhasil menginjakkan kaki di Muara Dua.

Komunitas 1000 Guru Bengkulu bergerak di bidang pendidikan yang peduli dengan kondisi anak-anak yang berada di wilayah tertinggal, salah satunya masyarakat Suku Tiga, Muara Dua.

Dalam kegiatan ini, masyarakat Suku Tiga tampak menyambut kedatangan para relawan yang hadir di desa.

Baca Juga: KPPU Sebut Persaingan Usaha yang Tidak Sehat Jauh Lebih Merugikan Ketimbang Korupsi

Salah satu penyambutan yang dipersiapkan oleh masyarakat Suku Tiga adalah penampilan atraksi pencak silat serta Tarian Puncang Tige.

Diketahui, aksi pencak silat ini dimainkan oleh ‘Rui’ yang akan berlaga satu sama lain.

Sementara, tarian Puncang Tige merupakan bagian dari rangkaian penyambutan dari masyarakat yang diiringi dengan tabuhan rebana.

Bukan hanya itu, tarian Puncang Tige juga diiringi oleh senandung yang disebut dengan ‘Merenjung’.

Baca Juga: 25 Link Twibbon Hari Guru Nasional 25 November 2021, Cocok Dijadikan Foto Profil di Sosial Media

Para gadis tampak menarikan tarian Puncang Tige ini sebagai bentuk penyambutan kepada warga asing yang memasuki desa mereka.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Tags

Terkini

Terpopuler