Ditanya Najwa Shihab Apakah Pendukung Taliban atau Bukan, Begini Jawaban Jusuf Kalla

26 Agustus 2021, 17:48 WIB
Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla menanggapi kemenangan Taliban di Afganistan setelah Amerika Serikat duduki 20 tahun. /Instagram.com/@jusufkalla

PR TASIKMALAYA - Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla mengomentari kemenangan Taliban di Afghanistan.

Banyak yang menduga bahwa Jusuf Kalla mendukung kemenangan Taliban di Afghanistan setelah diduduki oleh Amerika Serikat selama 20 tahun.

Jusuf Kalla dalam acara Najwa Shihab menjelaskan posisinya dalam menanggapi kemenangan Taliban di Afghanistan.

Baca Juga: Pasca Dikuasai Taliban, Tim Robotika Perempuan Afghanistan Melarikan Diri ke Meksiko

Sebelumnya diketahui Jusuf Kalla sempat berhubungan dengan perwakilan Taliban.

Menurut Jusuf Kalla, Taliban itu harus dilihat dari sisi sejarahnya terlebih dahulu.

Afghanistan sebagai tempat berdirinya Taliban itu adalah negara dengan penuh konflik.

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Mengutuk Sikap Taliban yang Menggeledah Dua Rumah Wartawan Afganistan

"Afghanistan adalah negara yang penuh konflik selama 20 tahun ini," kata Jusuf Kalla pada 26 Agustus 2021, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari kanal Youtube Najwa Shihab.

Afghanistan telah mengalami perubahan bentuk negara berkali-kali, begitu juga dengan ideologinya.

"Dari mulai kerajaan, sekuler, kemudian komunis, kemudian Mujahidin, setelah itu Taliban," terang Jusuf Kalla.

Baca Juga: Ambil Alih Pemerintahan Afghanistan, PBB Ungkap Sumber Pendapatan Utama Taliban

Dalam kesempatan itu, Jusuf Kalla salut dengan Afghanistan karena bisa membuat negara sebesar Amerika Serikat angkat kaki.

"Jadi sejarah negeri itu penuh dengan konflik tapi hebatnya negeri itu bisa mengalahkan negara besar," tutur Jusuf Kalla.

Menurutnya, Taliban sebagai kelompok Islam di Afghanistan itu tidak bisa dianggap remeh.

Baca Juga: Tolak Vaksin Covid-19, WHO Peringatkan ‘Bahaya Baru’ di Afghanistan Usai Jatuh ke Tangan Taliban

"Jadi jangan dikira Taliban itu kecil, negara besar pun dikalahkannya," ungkap Jusuf Kalla.

Menurut Jusuf Kalla, kali ini Taliban akan sibuk mengurusi urusan dalam negerinya.

"Sebenarnya Taliban itu lebih ke internalnya. Berbeda dengan ISIS dan Al Qaeda," kata Jusuf Kalla.

Baca Juga: Laporan Internal Sebut Taliban Ambil Alih Kompleks PBB di Afghanistan, Geledah Kantor hingga Menuntut Makanan

Kemudian Jusuf Kalla mengungkapkan beberapa faktor kemenangan Taliban.

"Mereka menang karena Amerika Serikat capek 20 tahun. Jadi dia keluar dengan perjanjian," terang Jusuf Kalla.

Menanggapi pernyataan Jusuf Kalla tersebut, Najwa Shihab bertanya apakah dia memiliki kekhawatiran soal kemenangan Taliban.

Baca Juga: Sebut Taliban Terukur dan Beradab, Fadli Zon: Stereotype Mungkin Dibuat Kejam dan Ganas

"Apakah pak JK tidak ada kekhawatiran jika kemenangan Taliban ini dikapitalisasi?" tanya Najwa Shihab.

"Jadi begini, Taliban menang bukan karena dia kuat berperang. Mereka menang karena Amerika Serikat mau pulang," ungkap Jusuf Kalla.

Kemudian kemenangan Taliban itu dipermudah dengan tidak adanya perlawanan dari tentara Afghanistan.

Baca Juga: Puji Petinggi Taliban Saat Wawancara, Fadli Zon: yang Mereka Lakukan Sangat Terukur dan Beradab

"Kedua, tentara pemerintah tidak melawan, justru proses perdamaian yang terjadi," ujar Jusuf Kalla.

Menurut Jusuf Kalla, banyak orang menilai bahwa dirinya mendukung Taliban.

"Saya bilang begini, kalau Indonesia diduduki oleh pasukan asing 190 ribu, memangnya kita marah atau tidak. Kalau Anda tidak marah berarti Anda siap untuk dijajah," beber Jusuf Kalla.

Baca Juga: Taliban Kembali Berkuasa, Begini Reaksi Warga Afghanistan yang Tinggal di Australia

Najwa Shihab juga menyoroti soal kekhawatiran masyarakat terkait sikap Jusuf Kalla kepada Taliban.

Masyarakat khawatir sikap Jusuf Kalla kepada Taliban ini ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan kelompok tertentu.

Namun, Jusuf Kalla menegaskan bahwa dia tidak memiliki kepentingan apa pun terkait kemenangan Taliban.

Baca Juga: Curahan Hati Perempuan Afghanistan Usai Pengambilalihan Negara oleh Taliban: Semuanya Telah Runtuh

"Sekali lagi Taliban itu menurut saya urusannya internal negaranya, tidak berusaha untuk mempengaruhi orang lain," tegas Jusuf Kalla.

Bila dilihat dari sejarahnya, Taliban selama 20 tahun terakhir ini tidak pernah keluar.

"Selama kita lihat sejarahnya setiap tahun dari 90an sampai 2001. Taliban tidak pernah keluar," kata Jusuf Kalla.

Baca Juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Tolak Pengungsi dari Afghanistan: Tidak Butuh Militan Taliban!

Hal itu dipengaruhi karena perekonomian di Afghanistan yang belum kuat.

"Kenapa? Karena mereka akan kesulitan di bidang ekonomi. Membiayai pasukannya, membiayai pemerintahannya. Jangan lupa Amerika Serikat menghabiskan dana 2 triliun dolar, hampir Rp30.000 triliun, sama dengan 12 tahun APBN kita," beber Jusuf Kalla.

Menurut Jusuf Kalla, selain Taliban ingin memperbaiki keadaan internal negaranya, mereka juga ingin memperbaiki hubungan internasionalnya.

Baca Juga: Afghanistan Tumbang, Fadli Zon: Sejarah Akan Mencatat AS Kalah Hadapi Taliban Usai 20 Tahun Pendudukan

"Oleh karena itu, dia ingin memperbaiki hubungan internasionalnya," ungkap Jusuf Kalla.

Setelah Amerika Serikat hengkang sepenuhnya, menurut Jusuf Kalla Taliban akan disibukkan dengan bagaimana menjalankan pemerintahan dalam negeri.

"Jadi dia tidak akan sibuk bicara ideologi lagi tapi menjalankan negaranya," kata Jusuf Kalla.

Baca Juga: Afghanistan Dikuasai oleh Taliban, Penyanyi Aryana Sayeed Ceritakan Pengalamannya Melarikan Diri

Terkait tudingan sebagai pendukung Taliban, Jusuf Kalla menjawabnya dengan diplomatis.

"Silakan silakan saja. Karena bukan apa-apa, Amerika Serikat sendiri saja capek dan mereka perang tanpa tujuan," tutur Jusuf Kalla.

Taliban diketahui diduga sebagai salah satu kelompok Islam ekstremis yang menyebarkan radikalisme seperti ISIS dan Al Qaeda.

Baca Juga: Taliban Merebut Kabul, Sejumlah Artis dan Influencer Perempuan Afghanistan Ketakutan Sampai Melarikan Diri

Menurutnya, radikalisme di Indonesia datang dari ISIS dan Al Qaeda.

"Saya tidak khawatir itu karena terbukti apakah 20 tahun lalu ada pengaruh? Kan tidak ada juga. Itu pengaruhnya dari ISIS dan Al Qaeda," tandas Jusuf Kalla.***

Editor: Amila Yosalfa Fauziah

Sumber: YouTube Najwa Shihab

Tags

Terkini

Terpopuler