Muncul Usai Lama 'Menghilang', Moeldoko Ungkap Alasan Terima Pinangan Jadi Ketum Demokrat KLB

28 Maret 2021, 16:20 WIB
Lama menghilang pasca KLB Demokrat, kini Moeldoko buat kemunculannya melalui unggahan di akun Instagram pribadinya.* /Instagram.com/@dr_moeldoko

PR TASIKMALAYA- Kepala Staf Presiden (KSP) dan juga Ketua Umum (Ketum) Demokrat versi KLB, Moeldoko, baru-baru ini muncul kehadapan publik setelah beberapa waktu menghilang.

Kemunculan Ketum Demokrat versi KLB itu, melalui unggahan yang dibagikan di akun Instagram pribadi Moledoko.

Dalam unggahan tersebut, Ketum Demokrat versi KLB, Moledoko terlihat menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan kepadanya.

Baca Juga: Tolak Isu Puan Maharani-Moeldoko di Pilpres 2024, Yan A Harahap: Apa Mau 'Dibegal' Juga?

Seperti diketahui, kemunculannya melalui akun Instagram pribadinya itu, menjadi kemunculan pertamanya setelah menghilang beberapa waktu pasca dirinya ditetapkan sebagai Ketum Demokrat di KLB Deli Serdang, pada Jumat 5 Maret 2021 itu.

Bahkan, dalam gelaran konferensi pers yang digelar oleh sejumlah kader Demokrat versi KLB, Moeldoko pun diketahui tidak ada di acara tersebut.

Kini, sebagaimana diberitakan Depok.Pikiran-Rakyat.com dalam judul artikel "Akhirnya Muncul Usai Lama 'Menghilang', Moeldoko Tiba-tiba Mengaku Khilaf: Jangan Bawa-bawa Presiden", Moeldoko akhirnya muncul melalui unggahan yang dibagikan di akun Instagram pribadinya @dr_moeldoko.

Baca Juga: Anda Pendamping Desa dan Bingung Soal Laporan? KemendesPDTT Kenalkan Aplikasi LPD

Dalam unggahan video itu, Moeldoko terlihat tengah menjawab sejumlah pertanyaan.

Pertanyaan pertama adalah terkait dengan alasan dirinya menerima pinangan untuk memimpin Partai Demokrat.

Menurutnya, telah terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang Pilpres 2024, yang menjadi ancaman bagi cita-cita menuju Indonesia Emas 2045.

Baca Juga: Sindir PKS, Ferdinand Hutahaean: Tidak Ada Niat Jadi Partai Terdepan yang Hentikan Perilaku Terorisme?

Ia lantas menilai bahwa tindakannya untuk mengambilalih Partai Demokrat yang diketuai oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu tidak hanya demi menyelamatkan partai tersebut, tetapi juga menyelamatkan bangsa.

"Ada kecenderungan tarikan ideologis itu terlihat di tubuh Demokrat, jadi ini bukan sekedar menyelamatkan Demokrat, tapi juga menyelamatkan bangsa," ungkap Moeldoko.

Itu semua berujung pada keputusan saya menerima permintaan untuk memimpin Demokrat, setelah tiga pertanyaan yang saya ajukan kepada peserta KLB," tutur Moeldoko menambahkan.

Baca Juga: Megawati Siap Diganti dari Ketum PDIP, Rizal Ramli: Salut, Jangan Jadi Partai Keluarga

Mantan Panglima TNI itu juga menegaskan bahwa dirinya tidak mau membebani presiden dalam persoalan ini.

Pasalnya, ia menilai bahwa persoalannya dengan Partai Demokrat adalah atas otoritas yang dimiliki secara pribadi.

"Terhadap persoalan yang saya yakini benar dan itu atas otoritas pribadi yang saya miliki, maka saya tidak mau membebani Presiden," kata pria yang masih menjabat sebagai KSP tersebut.

Baca Juga: Menjelang Bulan Suci Ramadhan, KPID Jawa Barat Kerja Sama dengan MUI Jabar, Bahas SE KPI Pusat Soal Siaran

Moeldoko juga mengakui bahwa dirinya memang khilaf tidak memberitahu istri dan keluarganya terkait dengan langkah yang diambilnya.

Namun, sekali lagi ia menekankan agar tak ada pihak yang membawa-bawa nama presiden dalam kisruh Partai Demokrat yang menyeret namanya tersebut.

"Saya juga khilaf, tidak memberitahu kepada istri dan keluarga. Saya terbiasa mengambil risiko seperti ini, demi kepentingan bangsa dan negara.

Baca Juga: Singgung agar Tak Jadi Partai Keluarga, Rizal Ramli: Salut Mbak Mega, Legowo untuk Tak Menjadi Ketum PDIP

"Untuk itu, jangan bawa-bawa Presiden untuk persolan ini," tutur Moeldoko di akhir keterangannya.***(Annisa.fauziah/Depok.Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Arman Muharam

Sumber: Depok.pikiran-rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler