Soroti Moeldoko Jadi Ketum di KLB Demokrat, Mardani Ali Sera: Terlihat Kaderisasi itu Betul-Betul Dinafikan

22 Maret 2021, 15:45 WIB
Politisi PKS Mardani Ali Sera ikut menyoroti terpilihnya KSP Moeldoko sebagai ketua umum Demokrat versi KLB.* /instagram.com/ @mardanialisera

PR TASIKMALAYA- Terpilihnya Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko menjadi Ketua Umum (Ketum) Demokrat dalam gelaran Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang beberapa waktu lalu, turut ditanggapi oleh Ketua Badan Kehumasan DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera.

Melalui cuitan yang diunggah dalam akun media sosial Twitter pribadinya, Mardani Ali Sera menuturkan bahwa terpilihnya Moeldoko menjadi Ketua Umum dalam KLB Demokrat itu menunjukkan bahwa kaderisasi dalam partai politik betul-betul dinafikkan.

Lebih lanjut, diungkapkan Mardani Ali Sera, terjadinya gelaran KLB dengan penunjukan Moeldoko sebagai pemimpinnya itu merupakan peristiwa luar biasa, bahkan sangat jarang terjadi di negara-negara dengan sistem demokrasi yang mapan.

Baca Juga: Sentil Anies Baswedan soal Dana 1 Triliun untuk Formula E, Gun Romli: Ngotot Buat Lingkaran Chaplin?

Sebagai informasi, KLB yang berlangsung pada Jumat, 5 Maret 2021 itu terlaksana atas inisiasi sejumlah kader dan mantan kader Demokrat dengan agenda menggulingkan kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum Demokrat.

Kisruh politik yang terjadi dalam Demokrat itu sontak menyluut perhatian berbagai kalangan untuk ikut berpendapat.

Sebagaimana diberitakan Mantrasukabumi.Pikiran-Rakyat.com dalam judul artikel "Moeldoko Dipilih jadi Ketum Partai Demokrat KLB, PKS: Luar Biasa, Jarang Terjadi di Negara Demokrasi Mapan", Mardani Ali Sera yang merupakan kader PKS pun turut menanggapi.

Baca Juga: Tiba-Tiba Minta Tolong pada PERADI dan KKAI, Dewi Tanjung: Coba Cek Sertifikat Pengacara Novel Bamukmin!

Pernyataan itu disampaikan Mardani Ali Sera melalui utas cuitan yang diposting pada Senin, 22 Maret 2021 di akun Twitter resmi miliknya.

“Terlihat bagaimana kaderisasi itu betul-betul dinafikan. Ada seseorang yang tidak pernah melakukan kaderisasi justru ada dipucuk kememimpinan,” ujar Mardani Ali Sera, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari cuitan di akun Twitter @MardaniAliSera pada Senin, 22 Maret 2021.

Sesuatu hal yang luar biasa dan sangat jarang terjadi di negara-negara demokrasi yang mapan,” tambah Mardani Ali Sera.

Baca Juga: 17 Nama yang Dijagokan Anak Muda untuk Maju Jadi Presiden di Pilpres 2024, Nomor 2 Ganjar Pranowo

Dalam utas cuitan itu, Mardani Ali Sera menyampaikan pendapat bahwa peristiwa dualisme yang terjadi pada internal Partai Demokrat merupakan peringatan bagi partai-partai politik lain.

Politisi PKS itu kemudian mengatakan bahwa partai yang sehat adalah partai yang terlembaga, serta sebisa mungkin harus terbebas dari kepentingan individu.

Menurutnya, semakin partai mengedepankan aturan main, maka akan semakin modern dan akan menjadi kokoh dalam membela demokrasi.

Baca Juga: Hasil Seleksi SNMPTN 2021 Diumumkan Hari Ini, Simak Daftar Link Pengumuman Hasil SNMPTN 2021

Sebaliknya jika partai hanya menjadi alat kepentingan pribadi individu dan dimana sistem atau aturan main itu dikangkangi oleh kepentingan personal, maka selama itu pula partai itu akan menjadi partai yang kerdil dan tradisional,” jelas Mardani Ali Sera.

“Tidak akan kokoh menjadi elemen pendukung demokrasi,” imbuhnya.

Mardani Ali Sera juga mengatakan bahwa pelajaran lain dari fenomena kudeta Partai Demokrat adalah matinya semangat untuk berorganisasi yang alamiah.

Baca Juga: Hasil Seleksi SNMPTN 2021 Diumumkan Hari Ini, Simak Daftar Link Pengumuman Hasil SNMPTN 2021

Dirinya menjelaskan bahwa dalam suatu organisasi, berkompetisi merupakan hal biasa, serta kalah dan menang dalam politik adalah seni untuk berkuasa dan memenangkan suatu pertarungan.

Namun jika kemudian penyelesaiannya adalah dengan cara-cara seperti ini, tentu menyebabkan hakikat berorganisasi menjadi mati, hakekat belajar bertarung secara alamiah berdasarkan konstitusi menjadi bubar,” kata Mardani Ali Sera.

Kudeta politik merupakan cara awam berpolitik dan itu berbahaya bagi demokrasi,” tukasnya.***(Ilham Anugrah/Mantrasukabumi.Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Arman Muharam

Sumber: mantrasukabumi.pikiran-rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler