Tanggapi Kasus Jack Ma, Jimly Asshidiqie Tawarkan Pemberian Status WNI

6 Januari 2021, 16:00 WIB
Mantan Ketua MK, Jimly Asshidiqie. /Instagram @jimly.asshidiqie

PR TASIKMALAYA - Pendiri Alibaba Group, Jack Ma, dilaporkan menghilang usai dua bulan tidak pernah muncul di hadapan publik.

Laporan media juga menunjukkan bahwa Jack Ma bahkan tidak muncul untuk episode terakhir acaranya di bulan November lalu dan digantikan oleh seorang eksekutif Alibaba.

Hilangnya Jack Ma dari pantauan publik kini tengah menjadi sorotan dunia. Bahkan terpantau dari laman Twitter Indonesia, nama Jack Ma sempat menjadi trending topik di Twitter sejak Senin, 4 Januari 2021 siang.

Baca Juga: Bukan Tiang Listrik, Anak Muda Ini Tabrak Pohon Hingga Tewas di Lokasi

Menanggapi beredarnya informasi tersebut, mantan Ketua MK Peride 2003-2008 Jimly Asshidiqie diketahui turut buka suara.

Melalui cuitan di akun Twitternya sebagaimana dilihat PikiranRakyat-Tasikmalaya.com pada Rabu, 6 Januari 2021, Jimly Asshidiqie mengungkapkan harapannya terhadap Jack Ma semoga baik-baik saja.

“Ada berita hilangnya Jack Ma dari publik selama bulan-bulan terakhir setelah beredar berita tentang kritiknya terhadap pmerintahan RRC. Semoga tidak apa-apa,” tulis Jimly.

Baca Juga: Disiplin Prokes Masyarakat Berkurang, Presiden Jokowi Ingatkan Menteri dan Gubernur Terus Berusaha

Lebih lanjut, Jimly juga menyinggung soal bantuan negara lain yang bisa bantu menyelamatkan Jack Ma seperti diberikan status warga negara.

Ia bahkan menyebut bahwa jika negara Indonesia siap maka status WNI bagi Jack Ma juga merupakan hal yang baik.

“Baik juga jika dunia akal sehat bisa bantu selamatkan dan mesti ada negara yang tawarkan status bila perlu jadi warga negara. Kalo kita siap, WNI juga ok,” imbuhnya.

Baca Juga: Ingatkan Mensos Risma Untuk Kerja Berdasarkan Data, Fahri Hamzah: Tolong Jangan Sia-siakan Waktu

Sebagaimana diberitakan PikiranRakyat-Tasikmalaya.com sebelumnya, Alibaba dan saingannya seperti Tencent Holdings sebelumnya telah menghadapi tekanan yang meningkat dari regulator setelah mengumpulkan ratusan juta pengguna dan mendapatkan pengaruh atas hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari di Tiongkok.

Bulan lalu, otoritas antitrust Tiongkok telah meluncurkan penyelidikan ke konglomerat e-commerce Jack Ma, Alibaba Group Holding dan Bank Sentral China telah meminta grup tersebut untuk mengguncang pinjaman dan operasi keuangan konsumen lainnya.

Regulator Tiongkok sebelumnya tiba-tiba menangguhkan penawaran umum perdana blockbuster senilai 37 miliar US Dolar di Shanghai dan Hong Kong.

Baca Juga: Fakta-Fakta Vaksin Covid-19: Tak Membuat Sakit Hingga Tetap Vaksinasi Meski Pernah Tertular

IPO Ant Group yang disebut-sebut sebagai penawaran umum terbesar di dunia dan dijadwalkan akan tercatat secara serentak di bursa Shanghai dan Hong Kong, pada 5 November, dihentikan di Tiongkok kurang dari 48 jam sebelum go public.

Sementara itu, dalam pidatonya di bulan Oktober, Jack Ma terkenal menyerang regulator Tiongkok karena "ketinggalan zaman".

 

***

 

Editor: Tita Salsabila

Tags

Terkini

Terpopuler