Doni Monardo: Pentingnya Pembangunan Jalur Evakuasi Sebagai Mitigasi Bencana Erupsi Gunung Semeru

3 Desember 2020, 19:40 WIB
Kepala Satgas Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo. /Dok. BNPB Indonesia/

PR TASIKMALAYA - Dalam peninjauan yang dilakukan kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo pada Kamis 3 Desember 2020 di Desa Supiturang, Dusun Curah Koboan, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dia mengatakan untuk membangun jalur evakuasi bagi warga serta hewan ternak.

Menurut Doni Pembangunan jalur evakuasi bagi warga serta hewan ternak tersebut sebagai mitigasi adanya ancaman dari guguran lahar panas Gunung Semeru dan telah meminta kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat duntuk mendukung pembangunan sebagai bagian dari pengurangan risiko bencana alam Gunung Semeru

“Kami dari BNPB sudah berkoordinasi dengan Kementerian PUPR”, jelas Doni dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dalam rilisnya.

 Baca Juga: Mahfud MD Sebut Benny Wenda Buat Negara Ilusi, Fadli Zon: Jangan Anggap Enteng Imajinasi Kemerdekaan

Apabila terjadi guguran lahar agar tidak berdampak pada pemukiman penduduk, Doni juga mendorog agar membangun pembuatan jalur aliran lahar.

“Membangun sebuah jalur evakuasi yang bisa memudahkan masyarakat untuk menuju ke tempat yang aman, termasuk juga membangun kembali aliran lahar agar tidak mengarak ke permukiman penduduk,” imbuhnya.

Adapun jalur evakuasi tersebut menjadi penting, sebab hingga sejauh ini sudah ada rambu evakuasi, akan tetapi jalur evakuasi belum memadai.

 Baca Juga: Geledah Rumah Dinas Edhy Prabowo, KPK Temukan Barang Bukti Mulai Uang Asing Hingga Sepeda

Meskipun sekarang telah ada rambu evakuasi, namun jalur evakuasi belum memadai dan jalur evakuasi tersebut adalah hal penting.

Sebelumnya, Khofifah Indar Parawansa selaku Gubernur Jawa Timur menyebutkan bahwa dalam laporannya selain jalur evakuasi, pengerukan jalur aliran lahar juga harus menjadi prioritas.

Hal tersebut karena dalam data yang telah dihimpun terdapat ketebalan sedimentasi dari jalur aliran lahar yang telah mencapai 15meter, sehingga pihaknya tidak inin ada masalah baru apabila terjadi erupsi Gunung Semeru

 Baca Juga: 9 Bulan Indonesia Dilanda Covid-19, Fadli Zon: dari Awal Sudah Salah, ini Bukan Pemutusan Rantai!

“Jalur evakuasinya harus dipastikan. Masyarakat harus terkonfirmasi. Tanda-tanda evakuasi harus dipasang di banyak titik,” jelas Khofifah.

“Jalur aliran lahar. Ini sedimentasinya sudah sekitar 15 meter, jadi kan harus dikeruk. Sehingga kalau ada material gunung yang meluber, maka kita tidak berharap itu kemudian meluber ke permukiman penduduk,” imbuhnya.

Dalam keterangan sebelumnya, agar tidak adanya kabar tidak benar yang dapat meresahkan warga, Gubernur Khofifah juga meminta agar layanan informasi perkembangan aktivitas Gunung Semeru dilakukan dengan baik.

 Baca Juga: Berseteru dengan Irma Suryani di Mata Najwa, Fadli Zon : Anda Jangan Fitnah!

“Ada komunikasi yang harus dipastikan sampai dengan benar dan cepat kepada masyarakat,” kata Khofifah.

Sebelumnya, pada Sabtu 28 November 2020 Gunung semeru mengeluarkan guguran lahar panas dari altivitas vulkanik yang berdampak pada 1.298 warga yang tinggal di 5 desa, 2 kecamatan di Kabupaten Lumajang. ***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: BNPB

Tags

Terkini

Terpopuler