Menjadi Landmark Kota, Berikut Sejarah dan keindahan Masjid Agung Tasikmalaya

- 10 Februari 2020, 12:11 WIB
MASJID Agung Tasikmalaya.*
MASJID Agung Tasikmalaya.* /instagram.com//

PIKIRAN RAKYAT – Masjid Agung Tasikmalaya yang terletak di pusat kota merupakan bangunan masjid bersejarah yang mendampingi proses perkembangan Tasikmalaya.

Masjid ini berdiri megah diatas lahan seluas 7.215 meter persegi dengan luas 2.456 meter persegi.

Dalam proses pembangunannya, masjid ini dibangun pada masa Kepemimpinan Raden Tumenggung Aria Surya Atmadja. Ia adalah seorang Bupati Sumedang pada masanya.

Baca Juga: Bantu Kemajuan Ekonomi, Sebanyak 270 Desa di Sumedang Telah Miliki BUMDes

Pembangunan masjid ini selesai pada tahun 1888 Masehi dan diserahkan kepada Patih Tasikmalaya yang bernama Raden Demang Soekma Amidjaja, dimana ia merupakan penghulu Raden Aji Aboebakar.

Masjid yang kemudian diberi nama Masjid Agung Tasikmalaya ini tercatat telah mengalami beberapa kali renovasi.

Renovasi pertama yaitu saat tahun 1923, tepatnya pada masa kepemimpinan Bupati Raden Adipati Wiratanuningrat.

Renovasi kedua dilaksanakan pada tahun 1939 oleh Bupati RTA Wiradipura. Renovasi selanjutnya dilaksanakan tahun 1970-an, 1987 bingga tahun 2002.

Baca Juga: 'Tasik Baseuh' Digelar di Sungai Ciwulan, Tak Hanya Berikan Hiburan Tapi juga Menyajikan Edukasi

Pada tahun 1970-an, renovasi dilaksanakan karena gempa bumi hebat yang menyebabkan bangunan masjid retak.

Melihat ketidakmungkinan renovasi dengan tambal sulam, masjid pun diruntuhkan dan dibangun total. Perombakan total menghabiskan dana sebesar Rp 7,9 miliar.

Kini masjid tersebut menjadi landmark Kota Tasikmalaya. Lokasi masjid terbilang sangat strategis karena berada di sebuah persimpangan Jalan yakni Jalan K.H. Z Mustofa, Jalan dr. Soekarjo, Jalan Yudanegara, dan Jalan Otto Iskandar Dinata.

Aksen warna kuning emas dengan empat menara masjid yang mirip menara Masjidil Haram membuat masjid yang satu ini terlihat semakin cantik.

Disamping nilai estetikanya, arsitektur Masjid Agung Tasikmalaya pun memiliki filosofi islam tersendiri.

Baca Juga: Sempat tak Sejalan Pada Pilgub 2018, PKS Kembali Dukung Ridwan Kembali Pimpin Jawa Barat

Atapnya yang berjumlah lima mencerminkan kewajiban sebagai muslim dalam menjalankan salat tepat lima waktu.

Selain itu, atapnya juga mencerminkan lima rukun islam, yakni mulai dari syahadat, salat, zakat, puasa dan ibadah haji bila mampu.

Menara masjid yang menjulang tinggi terbagi menjadi tiga. Bentuk tersebut sebagai cerminan tingkat kesempurnaan sebagai seorang muslim yang berasal dari Iman, Islam dan Ihsan.

Menara Masjid Agung Tasikmalaya juga dibangun dengan ketinggian mencapai 33 meter.

Baca Juga: Masuki Pergantian Musim, Teror Nyamuk DBD di Tasikmalaya Jatuhkan Korban Meninggal

Hal ini memiliki makna sebagai simbol dzikrullah dalam bentuk tasbih, tahmid dan takbir.

Masjid bewarna putih dengan kubah berwarna keemasan ini tidak hanya difungsikan sebagai tempat untuk beribadah saja.

Berbagai aktivitas keislaman lainnya kerap kali dilakukan juga di Masjid Agung Tasikmalaya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x