Bawa Kalangan Ahli Masuk Desa, Mahasiswa Unsil Tasikmalaya Berharap Bisa Dongkrak Kemandirian Petani

- 2 Februari 2020, 21:47 WIB
KEGIATAN mahasiswa di Desa Sirnaraja, Cigalontang, Tasikmalaya.*/DOK KKN UNSIL
KEGIATAN mahasiswa di Desa Sirnaraja, Cigalontang, Tasikmalaya.*/DOK KKN UNSIL /DOK KKN UNSIL/

PIKIRAN RAKYAT – Desa Sirnaraja, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya rupanya menyimpan banyak potensi. Salah satunya dalam bidang pertanian.

Namun sayang, dengan potensi yang melimpah itu belum bisa dimaksimalkan dengan baik.

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) 59 Universitas Siliwangi, Ravi Ginola menyoroti hal tersebut saat diwawancarai Pikiran-Rakyat.com, Sabtu, 1 Februari 2020.

Baca Juga: Sidak Galian C di Gunung Tampomas, Wagub Jabar Disodori Secarik Kertas

Ravi menyebut, Desa Sirnaraja perlu diberikan pemahaman untuk mengefektifkan hasil pertanian di desa tersebut.

Karena itulah, bersama kelompok KKN-nya, ia pun membuat salah satu program kerja yang berfokus memberikan sosialisasi mengenai hasil tani kepada masyarakat Desa Sirnaraja. Sosialisasi tersebut menggandeng kalangan ahli untuk menjadi pemateri.

“Kemarin kami membuat acara sosialisasi hasil tani dengan mendatangkan dua pemateri, yaitu dari BPB (Balai Penyuluhan Pertanian) dan Bumdes (Badan Usaha Milik Desa). Materi dari BPP ini lebih menitikberatkan ke hasil taninya, bagaimana hasil taninya itu melimpah sehingga melibatkan daya beli,” papar Ravi.

Baca Juga: 4 Rekomendasi Tempat Ngopi di Tasikmalaya yang Cocok untuk Bertukar Pikiran Bersama Teman

Sedangkan materi kedua yang disampaikan Bumdes, berfokus kepada pemasaran hasil pertaniannya.

“Materi yang disampaikan Bumdes lebih ke bagian permodalan dan pendistribusiannya. Terus dipaparkan juga mengenai program-program pemerintah seperti bantuan pembibitan untuk meningkatkan hasil tani,” ungkap Ravi.

Dengan adanya sosialisasi ini, Ravi berharap dapat memberikan semangat baru kepada petani yang mengeluh terkait permodalan terutama dari segi pemasaran hasil tani.

Baca Juga: Hampir Tiap Kecamatan Punya Tempat Vakansi, Pariwisata Jadi Lokomotif Utama Perekonomian Sukabumi

“Karena kebanyakan hasil tani mereka itu dikonsumsi sendiri dan malahan terkadang saking banyaknya jadi terbuang karena tidak dipasarkan, terkendala pemasarannya,” jelas Ravi yang menjadi Ketua Pelaksana Kegiatan Sosialisasi Hasil Tani melalui WhatsApp.

Diwawancara secara terpisah, Koordinator Desa KKN 59, Ilham Yahya Nugraha memberikan pandangan serupa.

Ia berharap kedatangannya di desa ini dapat mengubah mindset yang sudah tertanam sejak lama, sejak tahun 1998 tepatnya. Menurut Ilham, pokok masalah di desa ini ada di bidang daya beli dalam hal pertanian.

“Petani disini tidak bisa melakukan usaha secara mandiri, mereka bergantung pada tengkulak, sistemnya bagi-bagi hasil. Sehingga petani merasa tercekik. Harapannya setelah ada kami disini, petani bisa sadar bahwa dengan modal sendiri mereka juga bisa meraup keuntungan,” ujar Ilham mengakhiri wawancara.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah