Dampak Proyek Kereta Cepat Indonesia-Cina, Anak Petani Sampai Putus Sekolah

- 19 Februari 2020, 21:24 WIB
WAKIL Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengunjungi Purwakarta.*
WAKIL Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengunjungi Purwakarta.* /GALAMEDIA/

PIKIRAN RAKYAT - Proyek Kereta Cepat Indonesia-Cina (KCIC) berdampak terhadap kurang lebih sepuluh hektare sawah di Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta.

Sebagian lahan digunakan untuk tempat pembuangan tanah galian proyek hingga menutup saluran irigasi.

Salah seorang pemilik sawah yang terdampak, Iwan (60) mengatakan, proyek tersebut berlangsung sejak pertengahan 2019 lalu.

Baca Juga: Baru Beberapa Tahun, Air Mancur Sri Baduga Langsung Jadi Penyumbang Terbesar Kunjungan Wisata Purwakarta

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Galamedia, Petani kehilangan mata pencaharian, sampai anak harus putu sekolah.

"Sudah tiga kali musim tanam warga tidak bisa bertani dan tidak mendapatkan kejelasan ganti ruginya seperti apa," katanya, Rabu 19 Februari 2020.

Tindakan perusahaan yang langsung menggunakan lahan mereka sangat membuat warga menyesalkan hal tersebut.

Baca Juga: Kediaman Wali Kota Tasikmalaya Jadi Rumah Pertama yang Disensus Secara Online

Padahal, Iwan mengaku belum menyepakati bentuk dan nilai pembayaran atas lahan yang digunakan itu.

Pembicaraan tersebut justru baru dilakukan setelah lahan mereka dipakai. "Mereka (pihak perusahaan) menawarkan sewa lahan seharga Rp 50 ribu per meter untuk setahun.

Kami keberatan karena lahannya tidak bisa digarap lagi setelah ini. Kami minta jual saja, satu juta rupiah per meternya," ungkap Iwan seperti ditulis wartawan "PR", Hilmi Abdul Halim.

Baca Juga: Setelah Didi Kempot Sang Idola Sobat Ambyar, Giliran Selebgram Ajudan Pribadi yang Jadi Duta Antinarkoba

Dampak dari hal tersebut dirinya kehilangan mata pencaharian, semua warga pemilik lahan tersebut merasa menderita.

Bahkan mereka mengaku tidak memiliki pemasukan tetap yang layak seperti dulu.

Sampai ada kejadian salah seorang anak mereka terpaksa putus sekolah dari kelas 2 SMA Negeri 1 Plered.

Baca Juga: Pasar Murah Bawang Putih di Cimahi, Warga Langsung Serbu Truk yang Baru Datang

"Anak saya yang bungsu berhenti sekolah karena saya tidak punya biaya. Apalagi saya menjanda setelah suami meninggal dunia," kata orang tua anak tersebut, Siti Khodijah (60).

Biasanya, ia mendapatkan penghasilan dari panen padi di lahan seluas 1.600 meter yang kini terdampak proyek KCIC.

Menurut perhitungan warga, jumlah keluarga yang bergantung pada persawahan tersebut mencapai lebih dari 20 kepala keluarga.

Baca Juga: Baru Beberapa Tahun, Air Mancur Sri Baduga Langsung Jadi Penyumbang Terbesar Kunjungan Wisata Purwakarta

Namun, sebagian di antaranya telah mendapatkan uang muka untuk sewa lahan dari perusahaan pengembang.

"Ada enam orang (pemilik lahan) yang dapat uang muka itu. Lima orang masing-masing dapat Rp25 juta, seorang lagi Rp100 juta. Total lahan yang mendapatkan uang muka itu sekitar 15.000 meter," tutur seorang warga lainnya, Abu Hasim (38).

Warga berharap kehadiran Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum ke lokasi bisa memperjuangkan nasib mereka. Karena itu, mereka pun menyambutnya secara antusias di lokasi persawahan terdampak.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: Galamedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x