Di Depan Ridwan Kamil, Rieke Dyah Pitaloka dan Maudi Koesnaedi Adu Akting Perankan Wanita Sunda

- 30 Januari 2020, 10:59 WIB
Monolog Wanodja Soenda.*
Monolog Wanodja Soenda.* /

PIKIRAN RAKYAT - Semangat perjuangan bangsa Indonesia yang dibalut dalam sebuah narasi cerita dipertunjukan menjadi sebuah karya seni. 

Berbagai perjuangan para pahalawan Indonesia sudah seharusnya dikemas menjadi sebuah cerita yang menarik dan dapat diketahui oleh anak cucu agar sejarah tak basi dan tetap dikenang.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari akun Instagram @ridwankamil, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengunggah sebuah poster yang menujukkan sebuah pagelaran yang dilaksanakan pada Rabu, 29 Januari 2020 kemarin.

Baca Juga: Persib Bandung Rilis Harga Tiket Laga Persahabatan Kontra Melaka United Malaysia

"3 PEREMPUAN HEBAT SUNDA (tidak pakai Empire), menceritakan kegelisahan, perlawanan, dan perjuangan melawan nilai-nilai sosial yang mengekang eksistensi perempuan pada zaman kolonial,"

"Pahlawan Nasional Dewi Sartika, Emma Poeradiredja dan Ayu Lasminingrat direpresentasikan oleh Sita Nursanti, Rieke Dyah Pitaloka dan Maudi Koesnaedi. Narator dan puisi oleh Inaya Wahid dan Atalia Praratya."

"WANODJA SOENDA Wajib ditonton oleh para perempuan milenial hari ini untuk menjadi bekal dan pondasi semangat kesetaraan di era digital ini," tulis Ridwal Kamil dalam unggahan Instagram pribadinya.

Pertunjukkan Monolog Wanodja Soenda diselenggaran di Hotel Savoy Homann Jalan Asia Afrika No 112 Bandung dimulai pada pukul 13.00-17.00 WIB kemarin.

Pahlawan Nasional Raden Dewi Sartika diperankan oleh Sita Nursanti, Raden Ayu Lasminingrat diperankan Maudy Koesnaedi, dan Emma Poeradiredja diperankan Rieke Dyah Pitaloka.

Sebuah monolog penuh sejarah yang lahir dari gagasan Heni Smith dan sutradara Wawan Sofwan ini, turut serta menggandeng Inaya Wahid selaku narator dan Atalia Praratya Ridwan Kamil sebagai pembaca puisi.

Baca Juga: Para Pejabat Berdatangan ke Rumah Siswi SMP Delis, Wali Kota Tasikmalaya: Semoga Murni Musibah

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Instagram Story @zulfanasr, penulis naskah Tiga Monolog Wanodja Soenda Zulfa Nasrulloh menceritakan perasannya ikut andil dalam proses pembuatan naskah pada bagian cerita Raden Ayu Lasminingrat.

"Saya tidak bisa menjelaskan perasaan saya sendiri saat monolog carita Lasmi diperankan oleh Teteh Maudy Koesnaedi. Naskah ini dibuat dengan riset yang penuh perjalanan, kemudian sebuah kisah getir tersimpan."

"Didalamnya ada suara yang lama hilang dalam arus sejarah kita. Maudy telah berhasil menyuarakannya. Ketenanganya, kegemasannya dan kesabarannya, bahkan amarahhnya yang meluap-luap menyentuh batin saya. Dan semoga mengetuk hati yang hadir,"  tulis @zulfansr dalam Instagram Story pribadinya.

Zulfa Nasrulloh bersama artis peran Maudy Koesnaedi.*
Zulfa Nasrulloh bersama artis peran Maudy Koesnaedi.* /Instagram Story @zulfanarsr


Selain mengungkapkan perasaan saat ikut andil dalam penulisan naskah, alumni Pendidikan  Bahasa dan Sastra Indonesia UPI Bandung 2010, mengapresiasi peran Maudy Koesnadi yang memerankan Lasminingrat.  

"Terimakasih, malam yang akan terus terkenang seumur hidup saya. Perkenalan yang singkat. Sesaat yang kan abadi. Semoga kelak kitabertemu lagi'" sanjung Zulfa di akun Instagram pribadinya untuk Maudy Koesnaedi.

Sebelum pertunjukan seni tersebut dimulai, Zulfa menjelaskan secara singkat cerita Raden Ayu Lasminingrat yang diperankan oleh Maudy Koesnaedi di akun Instagram pribadinya. 

Baca Juga: Presiden Jokowi Apresiasi BPN: Rekor Baru

"Lasminingrat adalah pelopor intelektual dan sastrawan perempuan di Indonesia. Sejak tahun 1850, ia telah banyak membaca dan menerjemahkan karya sastra berbahasa asing ke dalam bahasa sunda.

"Tahun 1875 buku pertamanya terbit dengan judul "Tjarita Erman". Ia menyadur ceita anak Belanda, dan mengubahnya sesuai persoalan masyarakat saat itu," tulis Zulfa Nasrulloh.

Secara garis besar pertunjukan monolog yang digagas oleh Heni Smith ini mengisahkan tentang semangat perlawan dari para wanita sunda di era Hindia Belanda yang telah berkiprah dibidang politik, pendidikan, dan seni budaya. 

Baca Juga: Meski Hengkang, YG Entertainment Konfirmasi Partisipasi B.I di Album iKON Mendatang

Pertunjukan monolog ini dibuat tidak hanya dapat dinikmati oleh para pecinta sastra saja, namun anak-anak juga.

Tak hanya itu, generasi milenial yang hanya tahu sejarah dari sebuah buku saja perlu diperjelas dengan monolog pertunjukkan yang ada dan lebih menjelaskan siapa dan sebagai apa tokoh tersebut di masa lalu.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Instagram @bpptkg


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah