Sukseskan Program Padat Karya, Pemkab Garut Rehabilitasi Lahan Pertanian Rusak Akibat Banjir

15 Oktober 2020, 20:15 WIB
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Jawa Barat, Beni Yoga /ANTARA/Feri Purnama/ANTARA/Feri Purnama.

PR TASIKMALAYA - Lahan pertanian yang telah rusak akibat banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Garut, akan dilakukan rehabilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat untuk membuat petani menjadi produktif dengan memanfaatkan kembali lahan tersebut.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut telah mempersiapkan program padat karya untuk lahan yang telah mengalami kerusakan tersebut, selain lahan pertanian yang direhabilitasi, sistem irigasi juga ikut direhabilitasi, hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Beni Yoga pada Kamis, 15 Oktober 2020.

"Padat karya langsung ke kelompok tani untuk perbaikan sawah dan irigasi, kemarin sudah laporkan secara formal ke BPBD," katanya dikutip Tasikmalaya.Pikiran-Rakyat.com dalam Antara.

Baca Juga: Banyak Lapas Over Capacity, Komisi III DPR: Harus Jadi Perhatian

Banjir bandang dan longsor yang melanda wilayah Garut seperti di Kecamatan Pameungpeuk, Cibalong dan Cisompet pada Senin, 12 Oktober 2020 tidak hanya merusak rumah dan pemukiman warga, tetapi lahan pertanian serta irigasi juga mengalami kerusakan.

Lahan pertanian yang terdampak banjir dan mengalami kerusakan tersebut telah dilaporkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Garut, untuk kemudian bisa diperbaiki serta akan diberikan bantuan berupa benih untuk petani.

"Sudah dilaporkan ke BPBD, sekarang data sedang berjalan," katanya.

Baca Juga: Perekonomian Global dan Domestik Dikabarkan Membaik, BI Pertahankan BI7DRR

Menurut Beni sebagian lahan pertanian yamg mengalami kerusakan akibat banjir sebagian besar merupakan tanaman padi, luasnya mencapai 625 hektare dengan usia tanam 70 sampao 90 hari.

Akibat dari rusaknya tanapam padi yang merupakan usia jelang panen tersebut dia menilai kerugian yang diperkirakan cukup besar yakni mencapai Rp 1,8 miliar.

"Ada lahan yang siap panen, usia tanam 70 hari sampai 90 hari, itu sudah tidak bisa diselamatkan lagi, kerugiannya sekitar itu (Rp1,8 miliar)," katanya.

Baca Juga: Kantongi Nama Terduga Dalang Aksi Rusuh Demo Tolak Omnibus Law, Mahfud MD: Bukan SBY

Untuk memenuhi stok padi di Garut, dia menurutkan masih ada di daerah lain seperti Garut bagian utara dan tengah, sehingga rusaknya lahan pertanian yang berada di tiga kecamatan tidak mengganggu kebutuhan stok padi di wilayah Garut.

"Kebutuhan bisa dipasok di tengah dan utara, untuk itu kebutuhan pangan tidak terganggu, karena penghasil (padi) itu ada di tengah dan utara," kata Beni.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler