Bupati Bandung Cerita Masa Kecil, Bantu Orang Tua Jual Bata Merah hingga Tidur Hanya 4 Jam

9 Maret 2022, 13:28 WIB
Bupati Bandung Dadang Supriatna cerita soal masa kecilnya. /Instagram/@dadangsupriatna

PR TASIKMALAYA – Bupati Bandung Dadang Supriatna mengungkap kisah masa kecil yang membentuk kepribadiannya sampai saat ini.

Dikenal sebagai kontraktor, Dadang Supriatna ternyata mendapatkan mental sebagai seorang pengusaha sedari kecil.

Dadang Supriatna sejak kecil membantu orang tua dalam menjalankan usaha sebagai pengrajin bata merah.

“Saat kecil saya selalu membantu apa yang menjadikan usaha dan ikhtiar daripada orang tua saya. Dari mulai SD, SMP, sudah memabantu-membantu (membuat bata merah),” kata dia dalam bincang Klarifiksi bersama Forum Pimred PRMN, 2 Maret 2022.

Baca Juga: Crazy Rich Bandung Doni Salmanan Diduga Alirkan Dana ke Influencer Lain, Polri Telusuri Penerima

Setelah memasuki STM, Dadang bahkan mendapat modal sebanyak 7 ribu bata merah.

Hasil penjualan bata merah, kata Dadang, digunakan untuk modal kerja dan sisanya dibagi untuk dia dan kakaknya.

Sejak membantu usaha orangtuanya, Dadang belajar bagaimana cara mengatur waktu antara bekerja dan bersekolah.

“Dari jam 5 subuh membantu orangtua saya dulu. Jam 7 saya membantu kakak saya yang jadi kontraktor, ikut membantu kondisi dan kegiatan di proyek,” kata dia.

Baca Juga: 7 Kelebihan Seorang Introvert, dari Mandiri hingga Siap Menghadapai Situasi

“Saya juga keliling ke perusahaan-perusahaan menjadi suplier bata merah dan bahan material lainnya. Jam 12 saya sekolah,” sambungnya.

Dari situ, Dadang mendapatkan sekitar Rp2 juta per bulan untuk upahnya. Ia mendapat upah per minggu dan tak lupa memberikan sebagaian untuk orangtuanya.

Dadang mengungkap bahwa usahanya itu memang berisiko untuk dirinya, seperti harus merelakan jam tidur yang hanya 4 jam per harinya.

Hari Sabtu menjadi hari penagihan dari perusahaan-perusahaan, di mana ia bisa membawa sekitar Rp25 juta uang usaha di tasnya.

Baca Juga: Tes Psikologi: Apakah Kamu Orang yang Peduli? Cari Tahu Jawabannya dari Objek Pertama yang Terlihat

Layaknya anak zaman sekarang, di hari itu pula Dadang mentraktir teman sekelasnya dengan upah yang ia dapat.

Setelah lulus, Dadang tak melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi karena kala itu ia berpikir sudah mempunyai penghasilan.

“Akhirnya terus (bekerja) dan pada akhirnya saya merintis menjadi kontraktor. Tahun 93 sudah menjadi kontraktor sendiri. 95 gabung lagi dengan kakak saya sebagai Dikrektur Utama di perusahaan. Sampai sekarang pun usaha saya masih berjalan,” katanya.

Kini, usahanya telah dipegang oleh sang anak mengingat ia harus fokus menjadi seorang Bupati.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler