PIKIRAN RAKYAT - Kasus peredaran daging babi yang sempat menggemparkan masyarakat Kabupaten Bandung berdampak juga pada penjualan daging sapi di sejumlah pasar.
Salah satunya di Pasar Dimensi, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung.
Dilansir PRFM News, para pedagang pun mengeluhkan sepinya penjualan setelah terbongkarnya kasus pedagang yang menjual daging babi dengan kedok daging sapi.
Baca Juga: Polisi Ciduk Seorang Pria Berkebun Ganja, Ditanam dengan Lampu Ultraviolet Warna Merah
Salah satu pedagang daging sapi, Heri mengatakan, para pembeli belakangan ini menjadi takut untuk membeli daging yang dijualnya.
Berbeda dengan penjualan sebelum-sebelumnya, Heri pun harus berusaha memastikan bahwa dirinya benar-benar menjual daging sapi, bukan daging babi.
"Pembeli jadi banyak tanya, ini daging apa gitu. Terus omzet menurun, jadi sepi udah beberapa hari ini langsung semenjak ada kasus itu," ungkap Heri pada Rabu, 13 Mei 2020.
Baca Juga: Ridwan Kamil Putuskan PSBB Wilayah Bodebek Diperpanjang, Begini Aturan Barunya
Heri mengatakan, sebelum ada kasus peredaran daging babi, dirinya bisa menjual hingga 100 kilogram daging dalam waktu satu hari.
"Sekarang untuk menjual 50 kilogram daging saja susah," keluhnya.
Omzet penjualan daging yang ia jual sebenarnya sudah turun semenjak adanya pandemi Covid-19. Dengan adanya pengungkapan kasus peredaran daging babi membuat omzetnya kian menurun.
Baca Juga: Update Corona di Dunia Kamis, 14 Mei 2020: Total Kasus Positif 4,4 Juta Orang, Ukraina Uji Klinis
Sementara itu pedagang daging sapi lainnya, Ucu, mengaku kini dia hanya biasa menjual tak lebih dari 30 kilogram daging dalam sehari.
"Padahal sebelumnya, saya bisa menjual hingga 50 kilogram dalam sehari. Sekarang mah 30 kilo juga ga habis," katanya.
Di akhir wawancara, Ucu berharap kondisi penjualan daging bisa segera normal. Dia pun memastikan jika daging sapi yang dijual adalah daging sapi segar yang didatangkan langsung dari rumah potong hewan yang legal.***