Tolak Hasil Pilpres, Ribuan Warga Pantai Gading Melarikan Diri ke Luar Negeri

- 4 November 2020, 15:16 WIB
Presiden Pantai Gading Alassane Ouattara.*
Presiden Pantai Gading Alassane Ouattara.* //ANTARA/ Reuters/ Thierry Gouegnon

PR TASIKMALAYA - Penolakan hasil pemilihan presiden yang berakibat bentrok aparat dan masyarakat terjadi di Pantai Gading pada 31 Oktober 2020 lalu.

Bahkan sekitar 3.200 warga Pantai Gading melarikan diri dari negaranya dan mengungsi di Liberia, Ghana, dan Togo.

"Per 2 November 2020, lebih dari 3.200 warga Pantai Gading mengungsi di Liberia, Ghana, dan Togo.

Baca Juga: Dukung Ekonomi Hijau, Indonesia Dorong Program Waste to Energy

"Sebagian besar pengungsi merupakan perempuan dan anak-anak dari wilayah barat dan barat daya Pantai Gading,” kata Juru Bicara UNHCR, Boris Cheshirkov.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara, Boris menjelaskan, beberapa dari mereka merupakan eks pengungsi yang baru saja dipulangkan, tetapi terpaksa kembali melarikan diri.

Presiden Pantai Gading Alassane Ouattara kembali memenangkan pemilihan presiden bulan lalu dan ia pun menjabat untuk tiga periode berturut-turut.

Baca Juga: Imbau Warga Siaga Bencana Hingga Mei 2021, Ridwan Kamil: Akan Ada Curah Hujan Lebih Ektrem

Walaupun demikian, kalangan oposisi menolak kemenangan Ouattara dan memboikot hasil pilpres.

Penolakan itu juga diiringi oleh aksi unjuk rasa dari ribuan warga Pantai Gading yang akhirnya berujung ricuh.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x