PR TASIKMALAYA - Presiden Amerika Donald Trump hampir tidak menyebut Tim Kaine ketika dia menjadi calon wakil presiden dari Partai Demokrat pada 2016.
Tetapi empat tahun kemudian, presiden itu berbicara banyak tentang Kamala Harris, yang akan menjadi calon presiden bersama Joe Biden.
Donald Trump mengatakan minggu ini bahwa "tidak ada yang suka" Harris.
Baca Juga: Jatuhnya Rupiah Dikaitkan dengan Kebijakan Anies Baswedan, Fraksi PDIP Meminta Jaminan
Dia mengatakan kepada pemilih di North Carolina bahwa akan menjadi "penghinaan bagi negara kita" jika Harris menjadi presiden wanita pertama.
Donald Trump dan sekutunya berulang kali salah mengucapkan nama depan Harris, yang menurut para pendukungnya merupakan upaya yang disengaja untuk menggambarkan wanita itu sebagai seseorang yang tidak termasuk di jajaran politik teratas.
Trump fokus pada Harris karena dia terkadang berjuang untuk mendapatkan serangan yang konsisten dan koheren terhadap Biden, yang telah membangun reputasi sebagai pembuat kesepakatan bipartisan daripada seorang ideolog progresif.
Baca Juga: Jangan Dipendam Sendiri, Pahami Pentingnya Curhat Agar Tak Alami Mental Illness
Rasisme dan seksisme yang mendasari kritik Donald Trump terhadap wanita kulit hitam pertama dan orang keturunan Asia yang ikut serta dalam partai besar adalah bagian dari strategi agresif untuk menarik pemilih kulit putih di pinggiran kota.