Jatuhkan Puluhan Korban Jiwa, Pertempuran Armenia-Azerbaijan Jadi yang Tersengit Sejak Tahun 1990

- 29 September 2020, 09:51 WIB
Arena Perang Baru! Militer Armenia Vs Azerbaijan Terlibat Pertempuran Brutal.*
Arena Perang Baru! Militer Armenia Vs Azerbaijan Terlibat Pertempuran Brutal.* /ARMENIAN DEFENSE MINISTRY PRESS SERVICE

PR TASIKMALAYA - Senin, 28 September 2020 pertempuran antara Azerbaijan
dan daerah pegunungan etnis Armenia di Nagorno-Karabakh meningkat tajam dan menelan korban jiwa sedikitnya 55 orang dalam dua hari bentrokan sengit tersebut.

Kedua belah pihak saling menghantam dengan roket dan artileri. Bentrokan ini dianggap menjadi yang paling sengit sejak terjadinya konflik yang sudah berlangsung puluhan tahun dalam lebih dari seperempat abad.

Arayik Harutyunyan, pemimpin Nagorno-Karabakh, dalam sebuah kesempatan
menyatakan bahwa itu adalah perang 'hidup dan mati'.

Baca Juga: Alami Kebingungan di Tengah Lockdown Australia, Perenag Asal Indonesia ini Memilih Berlatih di Laut

Setiap langkah untuk perang habis-habisan dapat menyeret kekuatan regional utama Rusia dan Turki.

Moskow memiliki aliansi pertahanan dengan Armenia, yang memberikan dukungan vital ke daerah tersebut dan merupakan jalur kehidupannya ke dunia luar, sementara Ankara mendukung kerabat etnis Turki di Azerbaijan.

Olesya Vartanyan, analis senior wilayah Kaukasus Selatan di Crisis Group memberikan keterangan.

“Kami belum pernah melihat yang seperti ini sejak gencatan senjata pada tahun 1990-an. Pertempuran terjadi di semua bagian garis depan,” ujarnya. 

Baca Juga: Merchant Baru ShopeePay Minggu ini Penuh dengan Fesyen dan Makanan Lezat

Nagorno-Karabakh mengatakan 53 tentaranya tewas dalam pertempuran dengan pasukan Azeri pada Senin, 28 September 2020 setelah mengatakan bahwa 31 prajuritnya tewas pada hari sebelumnya yaitu Minggu, 27 September 2020 dan 200 lainnya luka-luka ketika Azerbaijan menyerang.

Nagorno-Karabakh juga mengatakan telah memulihkan beberapa wilayah yang hilang pada hari Minggu, tetapi pemimpin wilayah tersebut kemudian mengatakan bahwa baik tentara Azeri maupun militer Armenia tidak merebut posisi taktis apa pun selama pertempuran pada hari Senin.

Ia mengatakan tentara Azeri telah memulai serangan besar-besaran ke Matagis dan Talish dan di sepanjang sungai Araks.

Kantor kejaksaan umum di Azerbaijan mengatakan dua warga sipil Azeri tewas pada hari Senin, setelah lima orang tewas pada hari Minggu, dan 30 lainnya luka-luka. Tidak ada informasi resmi tentang korban militer  Azeri.

Baca Juga: Hoakh Atau Fakta: Benarkah Vaksin Sinovac di Indonesia Mengandung Babi dan Racun Berbahaya?

Azerbaijan mengumumkan mobilisasi militer parsial pada hari Senin
setelah mengumumkan darurat militer pada hari Minggu.

Armenia dan Nagorno-Karabakh mengumumkan darurat militer dan memobilisasi populasi pria mereka pada hari Minggu sehingga pria berusia lebih dari 18 tahun
di Armenia dilarang meninggalkan negara itu.

Vartanyan mengatakan penggunaan roket dan artileri membawa risiko korban masyarakat sipil yang lebih tinggi yang dapat membuat eskalasi sulit dihentikan dengan cara diplomatik.

"Jika ada korban massal, akan sangat sulit untuk menahan pertempuran ini dan kami pasti akan melihat perang besar-besaran yang akan memiliki potensi intervensi Turki atau Rusia, atau keduanya," tukasnya. 

Baca Juga: Hoakh Atau Fakta: Benarkah Vaksin Sinovac di Indonesia Mengandung Babi dan Racun Berbahaya?

Rusia menyerukan gencatan senjata segera, dan Turki mengatakan akan mendukung Azerbaijan.

Bentrokan pertama kali pecah pada akhir 1980-an antara mayoritas Kristen Armenia di Nagorno-Karabakh dan tetangga etnis Azeri mereka, ketika pemerintahan Komunis Soviet dari Moskow mulai runtuh.

Perang habis-habisan di awal 1990-an menyebabkan ratusan ribu Azeri diusir karena wilayah itu, dengan dukungan kuat dari Armenia, melepaskan kendali dari Baku dan menjadi pemerintahan sendiri.

Ratusan ribu lebih orang Armenia dan Azeri masing-masing mengungsi dari Azerbaijan dan Armenia.

Baca Juga: Dalam Waktu Dekat, Kementerian BUMN akan Gabungkan Bank Syariah Jadi Satu Holding

Pertempuran baru itu telah menghidupkan kembali kekhawatiran atas
stabilitas di Kaukasus Selatan, koridor pipa yang membawa minyak dan
gas ke pasar dunia.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x