Virus Zombie dari Kutub Utara Mengintai Manusia, Ilmuan Minta Publik Waspada 

- 27 Januari 2024, 17:20 WIB
Ilustrasi virus zombie
Ilustrasi virus zombie /Pixabay/Geralt/
 

 

 


PR TASIKMALAYA
- Di tengah perjuangan global melawan COVID-19 dan varian-varian mematikan, sebuah ancaman baru mengintai manusia, yakni virus zombie, Sabtu, 27 Januari 2024.

Bukan berasal dari film horor, virus zombie adalah kenyataan menakutkan yang mungkin berasal dari permafrost Kutub Utara, mengancam untuk memicu wabah penyakit yang mematikan.

Sebuah laporan yang dirilis oleh The Guardian, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Times of India, mengungkapkan kekhawatiran para ilmuwan terhadap virus zombie, yang disebut sebagai strain mikroba Methuselah. 

"Strain mikroba Methuselah ini, atau yang juga dikenal sebagai virus zombie, telah diisolasi oleh para peneliti yang telah menimbulkan kekhawatiran bahwa keadaan darurat medis global baru dapat dipicu, bukan oleh penyakit yang baru dikenal dalam ilmu pengetahuan, melainkan oleh penyakit dari masa lalu," demikian laporan The Guardian, Jumat.

Baca Juga: Berapa Lama dan Siapa Saja yang Bisa Terkena Virus Cacar Monyet? Simak Jawabannya

Menurut para peneliti, virus ini telah tertidur puluhan ribu tahun di dalam lapisan es, dan ancamannya muncul ketika pemanasan global memicu pencairan permafrost.

Marion Koopmans, seorang ahli virus dari Erasmus Medical Center di Rotterdam, menyatakan bahwa virus dari kutub memiliki potensi untuk memicu wabah penyakit yang mengingatkan pada polio kuno. 

Koopmans mengingatkan bahwa masyarakat dan ilmuwan perlu waspada terhadap kemungkinan ini.

Penemuan megavirus permafrost pada tahun 2023 oleh ahli genom Jean-Michel Claverie dan ilmuwan material Chantal Abergel menjadi titik awal perhatian terhadap potensi bahaya yang terkandung di dalamnya. 

Baca Juga: Kenali Penyakit Rabies, Virus yang Tewaskan Bocah di NTT

Salah satu virus yang ditemukan berasal dari 48.500 tahun yang lalu, menunjukkan bahwa mikroorganisme purba dapat bertahan dalam kondisi beku tersebut.

Universitas Aix-Marseille pada tahun 2014 menjadi pionir dalam mengisolasi virus dari lapisan es purba. 
 
Permafrost, tanah beku yang ada di daerah dingin seperti Kutub Utara dan Antartika, menyimpan sejumlah besar bahan organik yang telah terkubur selama ribuan tahun.
 
Keberadaan permafrost sebelumnya dianggap sebagai penjaga peninggalan purba yang berharga. 

Namun, perubahan iklim yang cepat dan peningkatan suhu global telah membuka peti mati permafrost, melepaskan gas-gas beracun seperti karbon dan metana yang telah lama terkunci di dalamnya. 

Baca Juga: Virus Corona Masih Ada di Tasikmalaya, Ini Update Terbaru Covid-19 pada 11 Maret 2023

Akibatnya, permafrost tidak lagi menjadi sekadar penjaga peninggalan masa lalu, tetapi juga menjadi sumber potensial wabah baru.

Ancaman virus zombie bukanlah khayalan belaka. Ketika mikroba Methuselah atau virus zombie terlepas dari permafrost, dunia dapat menghadapi krisis kesehatan global yang belum pernah terjadi sebelumnya. 
 
Para ilmuwan, lembaga kesehatan, dan pemerintah di seluruh dunia harus segera mengambil tindakan pencegahan yang tegas untuk menghadapi potensi bahaya ini.
 
Upaya untuk memahami virus-virus yang tertidur di permafrost dan mengembangkan strategi pencegahan yang efektif menjadi sangat mendesak. 
 
Selain itu, perlu adanya kerja sama internasional yang kuat dalam memantau dan mengelola permafrost, serta mengurangi emisi gas rumah kaca yang bertanggung jawab atas pemanasan global.***

Editor: Wulandari Noor

Sumber: The Guardian Times of India


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x