Kisah Pilu Terjadi pada Dokter di Gaza, Terpaksa Amputasi Kaki Keponakannya Tanpa Anestesi

- 22 Januari 2024, 16:53 WIB
Ilustrasi Operasi
Ilustrasi Operasi /Freepik @peopleCreations/

Sebagai seorang dokter dan tenaga medis, Hani mengaku sudah mengalami masa sulit seperti itu dua kali. Pertama, dia sempat membagikan pengalamannya dikurung di rumah selama 22 hari.

Kedua, pengalamannya melakukan bedah tanpa anestesi pada keponakannya sendiri pada 19 Desember 2023. Hal itu dijadikannya sebagai tanda bahwa tantangan di Gaza oleh para pekerja medis sangatlah nyata.

Baca Juga: Pemimpin Oposisi Israel Kritik Netanyahu, Klaim Tak Layak Pimpin Perang di Gaza

“Saya tidak dapat melupakan apa yang telah saya saksikan. Ahed mulai kehilangan kesadaran. Saya menemukannya dengan kaki kiri patah, kaki kanan diamputasi, menempel pada kulit, saraf, dan otot,” kata Hani menjelaskan.

“Setiap dokter memiliki tas medis. Saya menyuruh mereka untuk membawakan tas saya. Sayangnya, saya hanya menemukan sedikit kain kasa, tidak disterilkan, dan selotip medis. Saya berpikir, apa saya perlu mengikat kakinya?," ucapnya menambahkan.

Ia pun kemudian menceritakan kisah lainnya. Ia mengatakan jika untuk membersihkan arteri dan nadi dengan segala keterbatasan alat dan juga tempat.

“Saya menemukan seember air sabun dengan spons untuk dibersihkan. Saya membersihkan arteri dan nadi. Saya memberi diri saya waktu maksimal lima hari untuk menyelamatkan Ahed dengan antibiotik dan obat penghilang rasa sakit yang saya miliki,” katanya.

Terakhir, terhadap keputusan yang diambilnya itu, Hani mengaku sangat menyesal. Sebab dalam hal ini juga dia tak punya pilihan lain untuk membuat Ahed tetap bertahan.

Setelah bercerita secara singkat, dia meminta agar semua orang untuk selalu membantu upaya guna mengakhiri perang tersebut. Sebab baginya, perang ini tak menimbulkan manfaat apapun bagi kedua pihak.***

Halaman:

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: Anadolu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x