Hamas Tolak Gencatan Senjata, Kecuali Dilakukan Secara Permanen

- 22 Desember 2023, 21:26 WIB
Juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, Abu Ubaida.
Juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, Abu Ubaida. /X @Moqawamah_eng/

PR TASIKMALAYA - Seorang pejabat dari kelompok Hamas pada Minggu, 17 Desember 2023, menyatakan bahwa mereka menolak adanya penawaran gencatan senjata dari pasukan Israel, kecuali seluruh pasukan itu benar-benar pergi dari Gaza secara permanen.

Sebagaimana dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Anadolu, Jumat, 22 Desember 2023, perwakilan Hamas yang berbasis di Lebanon, Khalil Al Haye menyebut bahwa mereka akan tetap melakukan perlawanan pada Israel di Gaza.

Dirinya menekankan adanya kesepakatan gencatan senjata yang lebih komprehensif dan dapat menguntungkan kedua pihak. Dia menginginkan agar seluruh pasukan Israel mundur seluruhnya terlebih dahulu sebelum kemudian mengurusi masalah sandera dan tahanan.

Selain itu, dia telah menyebutkan tujuan yang sebenarnya mereka inginkan dari perang melawan Israel tersebut. Dia menyebut bahwa perjuangan itu tak lain adalah untuk melindungi rakyat Palestina dan menjaga situs dan tahan suci mereka.

Baca Juga: Strategi 'Labirin Mematikan' Milik Hamas Berhasil Buat Israel Ketar-Ketir

“Kami tidak akan menahan diri untuk membela rakyat kami sampai situs dan tanah suci kami dibebaskan,” kata Al Haye.

Dirinya menegaskan bahwa masa depan keberlangsungan Yerusalem dan seluruh bumi Palestina akan ditentukan di tanah Gaza. Karenanya, mereka akan terus memperjuangkannya.

“Masa depan Gaza terkait dengan masa depan Yerusalem dan seluruh Palestina, dan kami adalah bagian dari rakyat kami,” ujarnya menambahkan.

Terakhir, dia mendesak agar negara-negara Arab dan Islam untuk lebih gencar lagi dalam memberikan bantuan kemanusiaan di Gaza yang semakin hari semakin terkepung di seluruh wilayahnya.

Baca Juga: Untuk Keenam Kalinya, Layanan Internet dan Sinyal Terputus Lagi di Gaza

Menurut catatan Anadolu, perang di Gaza telah menyebabkan kehancuran besar di wilayah tersebut. Terhitung hampir 2 juta penduduk harus mengungsi karena serangan yang masih belum selesai hingga hari ini sejak 7 Oktober.

Halaman:

Editor: Wulandari Noor

Sumber: Anadolu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x