PR TASIKMALAYA - Badan Kesehatan Dunia (WHO) mendesak adanya transparansi data kasus Covid-19 yang terjadi di China.
Sekretaris Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menekankan pada pemerintah China pentingnya berbagi data menjelang dilonggarkannya pembatasan perjalanan internasional pada 8 Januari mendatang.
"Sekali lagi menekankan pentingnya transparansi dan berbagi data secara teratur untuk merumuskan penilaian resiko yang akurat dan untuk menginformasikan tanggapan yang efektif," ujar Tedros.
Pejabat kesehatan China didesak untuk secara reguler berbagi informasi spesifik dan aktual tentang lonjakan Covid-19 di negara itu.
Baca Juga: Inilah Film yang Punya Potensi Bisa Raih Keuntungan Besar di 2023, Superhero vs Non Superhero
Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari The Guardian, pakar Covid WHO telah bertemu pejabat China pada Jumat, 30 Desember 2022 untuk membahas situasi terkini Covid-19.
Secara khusus, Badan Kesehatan Dunia tersebut meminta lebih banyak data sekuen genetik, data tentang rawat inap, penerimaan unit perawatan intensif, dan jumlah kematian.
Selain itu, WHO juga meminta data tentang vaksinasi yang diberikan dan status vaksinasi, terutama pada orang yang rentan dan lansia.
Pada 3 Januari 2023 mendatang saat pertemuan teknis WHO, ilmuwan China akan diundang untuk mempresentasikan data terperinci tentang pengurutan virus.