PR TASIKMALAYA - Seorang pria berusia 30 tahun dilaporkan meninggal usai menghadiri 'Covid Party' atau 'Pesta Covid-19'.
Seorang dokter yang menanganinya memebeberkan cerita penyebab sang pria meninggal dunia karena beranggapan virus corona itu hanya kebohongan semata atau konspirasi.
Baca Juga: Brooklyn Beckham Resmi Bertunangan dengan Aktris Nicola Peltz
'Pesta Covid-19' yang digelar di Texas, AS tersebut dihelat untuk melihat apakah setiap orang akan terinfeski virus corona atau tidak.
"Pikirannya adalah orang berkumpul untuk melihat apakah virus itu nyata dan apakah ada yang terinfeksi," kata Dr. Jane Appleby.
Baca Juga: Hagia Sophia Resmi Jadi Masjid, Paus Fransiskus Sampaikan Kesedihan
Petugas Medis Rumah Sakit Anak Methodist di San Antonio, Texas, Dr. Jane Appleby menyebut jika si pria pernah menjalani perawatan.
"Saya pikir saya melakukan kesalahan. Saya pikir ini bohong, tetapi ternyata tidak," ujar Jane mengingat kata-kata terakhir si pria yang tak disebutkan namanya tersebut.
Baca Juga: Changli Nemeca, Mobil Listrik Termurah di Dunia Buatan Tiongkok
Dr. Jane berharap setiap orang dapat mengerti jika virus corona bisa menimpa orang-orang berusia 20-30 tahun-an.
Departemen Kesehatan mencatat hingga kini Bexar, San Antonio memiliki 18.602 kasus aktif, dengan 932 kasus tembahan.
Baca Juga: Achmad Yurianto: Penggunaan Face Shield Tanpa Masker Tidak Memberikan Perlindungan Maksimal
Pasien-pasien yang menghadiri 'Pesta Covid-19' itu kini masih menjalani perawatan, ada yang meninggal, sementara beberapa berhasil diobati dan dipulangkan.
"Orang-orang akan datang pada awalnya dan mereka tidak terlihat begitu buruk tetapi kadar oksigen dan tes laboratorium mereka menceritakan kisah yang berbeda," lanjut Jane.
Baca Juga: Pejabat PBB Sebut Pangeran Salman Jadi Dalang Pembunuhan Jurnalis Jamal Khashoggi
Dr. Jane mendesak agar setiap orang wajib menggunakan masker dan berdiam diri di rumah sebanyak mungkin untuk menghindari ancaman virus corona.***