12.000 Orang Mati per Hari, Krisis Kelaparan Disebut Lebih Buruk daripada Virus Corona

- 13 Juli 2020, 10:33 WIB
Ilustrasi kelaparan di Zimbabwe.
Ilustrasi kelaparan di Zimbabwe. /

PR TASIKMLAYA - Oxfam melaporkan bahwa krisis kelaparan membunuh daripada virus corona, di mana hampir 12.000 orang mati per hari-nya.

Meskipun demikian, jumlah kasus yang terus meningkat, pandemi virus corona juga telah merenggut lebih dari setengah juta nyawa di seluruh dunia.

Baca Juga: Changli Nemeca, Mobil Listrik Termurah di Dunia Buatan Tiongkok

Data Universitas Johns Hopkins menunjukkan, hal paling mematikan selama pandemi per 17 April kemarin, tercatat ada 8.890 kematian.

Pandemi Covid-19 membuat sebagian orang kesulitan mencari pendapatan, sehingga mengganggu rantai makanan dan pasokan.

Baca Juga: Achmad Yurianto: Penggunaan Face Shield Tanpa Masker Tidak Memberikan Perlindungan Maksimal

Pembatasan perjalanan juga membuat hasil produksi pangan sulit dikendalikan untuk dikirim ke pelosok-pelosok, sehingga menurunnya bantuan

“Covid-19 adalah tantangan terakhir bagi jutaan orang yang telah berjuang dengan dampak konflik, perubahan iklim, ketidaksetaraan, dan sistem pangan yang rusak yang telah memiskinkan jutaan produsen dan pekerja pangan.

Baca Juga: Pejabat PBB Sebut Pangeran Salman Jadi Dalang Pembunuhan Jurnalis Jamal Khashoggi

"Sementara itu, mereka yang berada di puncak terus mendapat untung: delapan dari perusahaan makanan dan minuman terbesar membayar lebih dari $ 18 miliar kepada pemegang saham sejak Januari.

"Bahkan ketika pandemi itu menyebar ke seluruh dunia beberapa kali lebih banyak dari yang dikatakan PBB diperlukan untuk hentikan orang yang kelaparan," jelas Direktur Eksekutif Sementara Oxfam Chema Vera.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Oxfam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah