Para Ahli Temukan Penggumpalan Darah pada Setiap Organ Tubuh Jenazah Covid-19 saat Diautopsi

- 11 Juli 2020, 08:54 WIB
ILUSTRASI virus corona (Covid-19).*
ILUSTRASI virus corona (Covid-19).* //pixabay

PR TASIKMALAYA - Virus corona hingga kini masih merebak dan berdampak pada kesehatan manusia.

Peneliti dari berbagai dunia terus melakukan penelitian untuk menciptakan vaksin yang bisa mengatasi Covid-19 yang cukup mematikan ini.

Baru-baru ini, bahkan ahli patologi New York City melakukan autopsi pada pasien virus corona yang telah meninggal.

Baca Juga: Editornya Tak Masuk Kerja 3 Hari dan Ditemukan Telah Tewas, Metro TV Minta Usut Kasus hingga Tuntas

Hal yang mengejutkan kemudian terlihat, di mana dalam hampir setiap organ pasien itu mengalami penggumpalan darah.

Awalnya, dokter menemukan gumpalan darah dalam pembuluh besar. Tetapi kemudian autopsi menunjukkan kerusakan itu jauh lebih buruk.

"Pembekuan itu tidak hanya di pembuluh besar tetapi juga di bagian pembuluh kecil," kata ketua departemen patologi di NYU Langone Medical Center, Dr. Amy Rapkiewicz.

Gumpalan yang diprediksi hanya akan terjadi di paru-paru, namun ternya terjadi juga di setiap organ tubuh yang dimiliki pasien tersebut.

Baca Juga: Ditemukan di Pinggir Tol dengan Luka Tusukan, Editor Metro TV Diduga Meninggal Karena Dibunuh

"Kita menemukannya di hampir setiap organ yang kita lihat dalam penelitian autopsi," ujarnya, dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs New York Post. 

Autopsi juga mengungkapkan bahwa sel-sel sumsum tulang besar yang disebut megakaryocytes, terlihat beredar ke bagian tubuh lainnya.

Padahal biasanya sum-sum itu tak pernah mengalir ke luar tulang dan paru-paru.

"Kami menemukan mereka (sum-sum) di jantung dan ginjal serta hati juga organ lainnya," kata Rapkiewicz.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Beredar Video Korban Covid-19 Meksiko Dibuang dari Helikopter ke Laut

Terutama di jantung, megakaryocytes menghasilkan sesuatu yang disebut trombosit yang secara erat terlibat dalam pembekuan darah.

Temuan ini mirip dengan yang terjadi pada bulan April 2020, ketika dokter di Gunung Sinai melihat tanda-tanda penebalan dan pembekuan darah di organ yang berbeda.

Rapkiewicz mengatakan miokarditis, atau peradangan jantung, tidak terdeteksi dalam autopsi, meskipun kondisi ini dicurigai saat awal wabah virus corona.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: New York Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x