Konfirmasi Adanya Virus Flu Babi, Ilmuwan Tiongkok: itu Tidak Baru dan Tak Mudah Menginfeksi Manusia

- 5 Juli 2020, 20:00 WIB
Ilustrasi Babi.*
Ilustrasi Babi.* /Pixabay/

PR TASIKMALAYA - Departemen Pertanian Tiongkok dan Urusan Pedesaan mengatakan hari Sabtu, 4 Juli 2020 bahwa yang disebut ‘G4’ strain flu babi virus ini tidak baru.

Pihaknya juga mengatakan virus itu tidak menginfeksi manusia dan hewan untuk jatuh sakit dengan mudah.

Penelitian itu, dilakukan oleh tim ilmuwan Tiongkok dan diterbitkan oleh jurnal AS Proceedings of National Academy of Sciences (PNAS), memperingatkan bahwa virus flu babi baru, bernama G4, telah menjadi lebih menular ke manusia dan bisa menjadi pandemi potensial.

Baca Juga: Geram dengan Kelakuan Netizen Indonesia Soal Guyonan Upin & Ipin, Warga Malaysia: Kami Membencinya!

Namun, kementerian pertanian Tiongkok mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa studi tersebut telah ditafsirkan oleh media dengan cara yang berlebihan dan tidak faktual.

Sebuah analisis oleh kementerian menyimpulkan bahwa pengambilan sampel dari penelitian yang diterbitkan terlalu kecil untuk menjadi representatif, sementara artikel tersebut tidak memiliki cukup bukti untuk menunjukkan virus G4 telah menjadi strain dominan di antara babi.

Kementerian mengatakan mereka menarik kesimpulan setelah mengadakan seminar tentang dampak virus G4 pada industri babi dan kesehatan masyarakat.

Peserta termasuk dokter hewan Tiongkok dan ahli antivirus, serta penulis utama studi PNAS.

Baca Juga: Tanggapi Isu Reshuffle Kabinet Joko Widodo, Agung Laksono: Menteri Harus Bekerja Lebih Keras

Para peserta sepakat bahwa virus G4 bukanlah hal baru. Selain itu, tekanan semacam tersebut telah dipantau terus menerus oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan lembaga terkait di Tiongkok sejak 2011.

Selain itu, para penulis studi yang diterbitkan sepakat bahwa virus G4 tidak secara efektif mereplikasi dalam tubuh manusia dan menyebabkan penyakit.

Pernyataan kementerian itu ditulis oleh Yang Hanchun, seorang ilmuwan penyakit virus babi di Universitas Pertanian Tiongkok yang juga melayani peran ahli dalam komite anti-epidemi kementerian.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Global News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x