Tuduh sebagai Corong Beijing, AS Tunjuk Empat Media Tiongkok sebagai Kedutaan Asing

- 23 Juni 2020, 09:29 WIB
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump (kiri) dan Presiden Tiongkok Xi Jinping (kanan).*
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump (kiri) dan Presiden Tiongkok Xi Jinping (kanan).* /AFP/

PR TASIKMALAYA - Amerika Serikat mengatakan pada Senin bahwa pihaknya akan mulai memperlakukan empat outlet media utama Tiongkok sebagai kedutaan asing, menuduh mereka adalah corong untuk Beijing, dalam sebuah langkah yang kemungkinan akan lebih jauh memburuk ikatan yang sudah ada antara dua ekonomi top dunia.

David Stilwell, diplomat senior AS untuk Asia Timur mengatakan kepada wartawan, penunjukan itu akan memengaruhi China Central Television, China News Service, People's Daily, dan Global Times, dan mencerminkan status mereka yang sebenarnya sebagai "gerai propaganda" di bawah kendali partai komunis Tiongkok. 

"Partai Komunis tidak hanya melakukan kontrol operasional atas entitas propaganda ini, tetapi memiliki kontrol editorial penuh atas konten mereka," kata Stilwell dalam teleconference dengan wartawan, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Beredar Klaim di Negara Malaysia Daun Mimba Dapat Menyembuhkan Covid-19

Sementara itu, kedutaan besar Tiongkok di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Rencana untuk penunjukan outlet media baru pertama kali dilaporkan oleh Reuters awal bulan ini.

Hubungan AS-Tiongkok berada pada titik terendah dalam beberapa tahun terakhir karena Presiden Donald Trump mengambil garis keras terhadap Tiongkok menjelang upaya pemilihan ulang 3 November. 

Baca Juga: Penelitian Terbaru Covid-19 Ungkap Tingkat Antibodi pada Pasien yang Pulih Menurun dengan Cepat

Dua ekonomi teratas dunia juga berselisih soal penanganan pandemi coronavirus dan meningkatnya perambahan Tiongkok ke Hong Kong.

Pada Februari, Departemen Luar Negeri menyatakan lima gerai Tiongkok lainnya sebagai kedutaan asing, sebuah penunjukan yang mengharuskan gerai tersebut untuk memberi tahu Departemen Luar Negeri AS tentang daftar nama personel dan kepemilikan real-estate mereka.

Pada Maret, Washington juga mengatakan akan memangkas jumlah jurnalis yang diizinkan untuk bekerja di kantor-kantor AS di outlet media utama Tiongkok menjadi 100 dari 160 karena “intimidasi dan pelecehan terhadap jurnalis di Beijing.”

Baca Juga: Simak 5 Tips Cegah Timbulnya Jerawat Akibat Pengunaan Masker Kain Terlalu Lama

Sebagai tanggapan, Tiongkok mengusir sekitar selusin koresponden Amerika dengan New York Times, Wall Street Journal News Corp dan Washington Post.

Stilwell mengatakan tindakan itu tidak dimaksudkan untuk mengurangi aktivitas jurnalistik oleh outlet media asing dan bahwa Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk kebebasan pers.

Selama briefing, Stilwell dan juru bicara Departemen Luar Negeri Morgan Ortagus menolak untuk mengambil pertanyaan dari Reuters tentang bagaimana sekutu AS di Asia bereaksi terhadap sebuah memoar oleh mantan penasihat keamanan nasional Trump, John Bolton, dengan mengatakan itu bukan tujuan dari briefing itu.

Baca Juga: Berencana Menikah di Usia 20-an? Siap-siap Mendapatkan 5 Manfaat Berikut

Ortagus meminta agar baris wartawan Reuters dibungkam ketika dia kembali mengejar pertanyaan tentang Bolton.

Menanggapi pertanyaan lanjutan, Stilwell mengatakan dia terlalu sibuk untuk memperhatikan buku itu.

Buku itu, kutipan yang sudah banyak beredar, mengatakan Trump meminta bantuan Presiden Xi Jinping untuk memenangkan pemilihan ulang dan merinci pertemuan antara Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, termasuk bagaimana pertemuan puncak kedua mereka di Vietnam berantakan.***

 

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah