Presiden COP26 Hadiri Pertemuan Tingkat Menteri Iklim dan Lingkungan G20 di Indonesia

- 30 Agustus 2022, 14:53 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam pertemuannya dengan Presiden COP26 UK Alok Sharma, di Jakarta, Rabu 16 Februari 2022.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam pertemuannya dengan Presiden COP26 UK Alok Sharma, di Jakarta, Rabu 16 Februari 2022. /Dok. Kemenko Perekonomian/

PR TASIKMALAYA - Presiden COP26, Alok Sharma, akan melakukan perjalanan ke Bali dari 30 Agustus-1 September 2022 untuk memimpin delegasi Inggris menghadiri G20.

Kunjungan ini merupakan kesempatan penting untuk terlibat dengan para Menteri Iklim G20.

Tujuannya, untuk menjaga momentum dan mendorong tindakan terhadap iklim, lingkungan, dan keanekaragaman hayati menjelang COP27.

Sharma akan menggunakan sesi iklim untuk melobi negara-negara G20 agar bergerak lebih cepat untuk membatasi kenaikan suhu global di bawah 1,5 derajat.

Baca Juga: Steve Coulter Tonton The Incredible Hulk untuk Persiapkan Peran MCU Pertamanya di She-Hulk

Presiden COP26 tersebut akan mendorong aksi iklim melalui pengurangan emisi dekade ini.

Ia mencatat bahwa mempercepat transisi energi dan membangun sektor hijau nol bersih sangat penting untuk keamanan ekonomi jangka panjang dan pembangunan berkelanjutan.

Sharma akan terus menegaskan bahwa krisis global saat ini terkait dengan invasi ilegal, tidak beralasan.

Selain itu, kenaikan biaya hidup harus meningkatkan tekad negara-negara G20 untuk mempercepat peralihan ke energi terbarukan dan mewujudkan Pakta Iklim Glasgow.

Baca Juga: Tes Psikologi: Nggak Nyangka, Ternyata Posisi Duduk Favorit Bisa Bongkar Kepribadian! Anda yang Mana?

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs pemerintahan United Kingdom, Alok Sharma berkata, “Krisis energi saat ini telah menunjukkan kerentanan negara-negara yang mengandalkan bahan bakar fosil yang dikendalikan oleh aktor-aktor yang bermusuhan.”

Menurutnya, jika negara-negara tidak menginginkan risiko ditahan untuk mendapatkan uang tebusan, mereka harus melakukan semua yang mereka bisa untuk mencapai ketahanan energi domestik secepat mungkin.

Keamanan iklim telah menjadi identik dengan keamanan energi dan ancaman kronis perubahan iklim tidak akan hilang.

Dia menambahkan, “Beberapa Negara telah maju dengan ambisi besar tetapi ilmu pengetahuan dengan jelas menunjukkan bahwa jendela kita untuk bertindak sedang ditutup dengan cepat.”

Sekarang saatnya bagi G20 untuk meningkatkan dan memenuhi komitmen yang dibuat dalam Pakta Iklim Glasgow, tutur Sharma.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah