Limbah Medis Capai 87 Ribu Ton: Begini Dampaknya Bagi Lingkungan

- 22 Juli 2022, 19:17 WIB
Ilustrasi sampah. Limbah medis akibat Covid-19 jumlahnya sangat tinggi.
Ilustrasi sampah. Limbah medis akibat Covid-19 jumlahnya sangat tinggi. /Pixabay/scansven/

PR TASIKMALAYA – Pandemi Covid-19 bukan hanya menjadi tantangan yang berkaitan dengan krisis kesehatan.

Lebih jauh lagi, pandemi Covid-19 diketahui telah menghadirkan tantangan baru, terutama bagi lingkungan.

Diketahui sekitar 8 juta ton plastik telah memasuki lautan. Hal ini disampaikan oleh World Health Organization (WHO).

Sementara limbah medis selama pandemi diketahui telah meningkatkan sampah plastik di lautan sebanyak 10 kali lipat.

Baca Juga: Terapkan Aturan ASN Kota Semarang Pakai Kendaraan Umum, Hendrar Prihadi: Kami Membuat Gerakan

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Earth.org, salah satunya adalah penemuan APD (Alat Pelindung Diri).

APD sendiri merujuk pada peralatan medis yang biasa digunakan untuk menangani penyakit menular. Beberapa contohnya adalah sarung tangan, alat tes, maupun jarum suntik.

Lebih lanjut, diketahui sejak Maret 2020 hingga November 2021, diperkirakan sebanyak 87.000 ton APD telah diproduksi dan berakhir menjadi sampah.

Menurut WHO, lebih dari 140 juta alat tes telah dibuat di seluruh dunia.

Baca Juga: One Piece 1054: Shanks Ikut Perburuan Harta Karun Legendaris, Laksamana Baru Terungkap!

Hal ini diketahui berdampak menjadi limbah kimia sebanyak 731.000 liter.

Sebagai tambahan, sepanjang tahun 2020 dan 2022, vaksinasi 8 juta orang telah berkontribusi pada penambahan sampah sebanyak 144.000 ton.

Menurut para ilmuwan, sebuah penelitian yang dilakukan di Multidisciplinary Digital Publishing Institute (MDPI), hampir setiap limbah medis APD yang tidak dibuang pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA), berakhir menuju laut.

APD sendiri diketahui telah menjadi salah satu sumber plastik dan mikroplastik.

Baca Juga: 10 Ancaman Terbesar Marvel di Fase 4: dari Kang The Conqueror, Celestials, Skrull, hingga Incursion

Sebuah masker diketahui dapat terurai menjadi jutaan mikroplastik yang mencemari lingkungan perairan.

Lebih parahnya lagi, limbah ini bisa menjadi bagian dari rantai makanan dan membahayakan kesehatan manusia.

Untuk itu, pengelolaan APD ini tentu perlu mendapatkan perhatian khusus.

Salah satunya dilakukan dengan melakukan pemilahan limbah. Limbah dikategorikan sesuai dengan jenisnya, baik itu limbah medis maupun non-medis.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: Earth.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah