Sekjen PBB Peringatkan Perang Rusia dan Ukraina Dapat Picu Kelaparan dan Kemelaratan Global

- 9 Juni 2022, 08:10 WIB
Sekjen PBB Antonio Guterres peringatkan dampak dari perang Rusia dan Ukraina.
Sekjen PBB Antonio Guterres peringatkan dampak dari perang Rusia dan Ukraina. /REUTERS/Lisa Leutner

PR TASIKMALAYA - Sekjen PBB Antonio Guterres memperingatkan bahwa invasi Rusia ke Ukraina dapat memicu gelombang kelaparan dan kemelaratan secara global.

Dia menjelaskan bahwa invasi tersebut berdampak pada ketahanan pangan dan krisis energi seta keuangan.

Meskipun dia mengatakan solusi untuk krisis pada akhirnya terletak pada penghentian perang, Antonio Guterres menyerukan dua tindakan yang perlu dilakukan segera.

Pertama, pelepasan jutaan ton biji-bijian Ukraina yang ditimbun ke pasar dunia, bersama dengan ekspor pupuk Rusia, yang saat ini sedang ditahan.

Baca Juga: Teaser Terbaru One Piece Red Ungkap Masa Kecil Uta dan Luffy di Desa Foosha

Dan kedua, upaya untuk memastikan bahwa sumber daya segera tersedia untuk membantu negara dan masyarakat termiskin mengatasi krisis.

“Laporan hari ini memperjelas bahwa dampak perang terhadap ketahanan pangan, energi, dan keuangan bersifat sistemik, parah, dan semakin cepat,” ujar dia saat konferensi pers di New York pada Rabu, 8 Juni 2022, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Arab News.

“Ini memperkuat konsekuensi dari banyak krisis lain yang dihadapi dunia: iklim, Covid-19, dan ketidaksetaraan global yang parah dalam sumber daya yang tersedia untuk pemulihan dari pandemi.”

Harga pangan telah meroket sejak konflik antara Rusia dan Ukraina dimulai dan telah mencapai rekor tertinggi.

Baca Juga: Tes IQ: 90 Persen Orang Terkecoh! Gunakan Otak Jenius Kamu untuk Temukan Anjing Tersembunyi

Selain itu, biaya pupuk meningkat lebih dari dua kali lipat.

“Tanpa pupuk, kelangkaan akan menyebar, dari jagung dan gandum ke semua tanaman pokok, termasuk beras, dengan dampak yang menghancurkan pada miliaran orang di Asia dan Amerika Selatan juga,” Antonio Guterres memperingatkan.

“Krisis pangan tahun ini adalah tentang kurangnya akses. Tahun depan bisa jadi tentang kekurangan makanan.”

Sementara itu, rekor harga energi yang tinggi menyebabkan pemadaman dan kekurangan bahan bakar di seluruh dunia, terutama di Afrika.

Baca Juga: Baru Dirilis, Inilah Lirik Lagu Doomchita - Secret Number

Dalam dua tahun terakhir, jumlah orang yang diklasifikasikan sebagai sangat rawan pangan telah berlipat ganda, dan Program Pangan Dunia memperkirakan jumlah orang yang terkena dampak ini akan mencapai 47 juta tahun ini.

“Pada kenyataannya, hanya ada satu cara untuk menghentikan badai ini: Invasi Rusia ke Ukraina harus diakhiri,” kata Antonio Guterres.

“Kematian dan kehancuran harus dihentikan. Solusi politik harus ditemukan sejalan dengan hukum internasional dan Piagam PBB.”

Sementara itu, Antonio Guterres mengatakan dia telah meminta Rebeca Grynspan, sekretaris jenderal Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan, dan Martin Griffiths, kepala kemanusiaan PBB, untuk berkoordinasi dalam membentuk gugus tugas untuk menyediakan ekspor makanan dari Ukraina yang aman dan terjamin melalui Laut Hitam, dan untuk memastikan pasar global memiliki akses tanpa hambatan ke pasokan pupuk Rusia.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: Arab News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x