Tanggapan Rusia Usai Vladimir Putin Disebut Penjahat Perang oleh Joe Biden

- 22 Maret 2022, 20:35 WIB
Rusia mengungkapn kondisi hubungan bilateral dengan Amerika Serikat (AS) usai Joe Biden mengatakan Vladimir Putin penjahat perang.
Rusia mengungkapn kondisi hubungan bilateral dengan Amerika Serikat (AS) usai Joe Biden mengatakan Vladimir Putin penjahat perang. /Kolase foto Twitter.com/@KremlinRussia_E dan Instagram.com/@potus

PR TASIKMALAYA - Nampaknya, hubungan bilateral antara Rusia dan Amerika Serikat (AS) dalam hal ini Vladimir Putin dan Joe Biden 'di ambang putus'.

Hal itu disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Rusia terkait pernyataan Joe Biden terhadap Vladimir Putin.

Sebelumnya, Joe Biden mengatakan Vladimir Putin sebagai penjahat perang di tengah konflik Rusia dan Ukraina.

Pernyataan keras Joe Biden terhadap Vladimir Putin itu mendapat tanggapan dari Rusia.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Ketahui Gambaran Masa Tua Anda dari Memilih Salah Satu Gambar Pasangan Ini!

Tanggapan Rusia itu disampaikan secara langsung pada Senin, 21 Maret 2022 pada John Sullivan, duta besar AS untuk Rusia, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan resmi.

Rusia memberikan catatan protes sehubungan pernyataan Biden pada Putin.

Menurut Sullivan, Rusia menilai pernyataan tersebut tidak layak dikatakan oleh seorang negarawan berpangkat tinggi.

Sullivan menambahkan bahwa pernyataan Biden itu bisa memperburuk hubungan bilateral antara Rusia dan AS.

Baca Juga: Tes Psikologi: Anda Introvert atau Ekstrovert? Ungkap Kepribadian Diri Lewat Gambar

"Menempatkan hubungan Rusia dan Amerika di ambang kehancuran," bunyi pernyataan tersebut sebagaimana dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari NY Post.

Kremlin menambahkan bahwa "tindakan permusuhan apa pun yang dilakukan terhadap Rusia akan menerima penolakan tegas".

Sejauh ini, AS dan sekutunya telah menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Rusia.

Ini adalah bentuk protes keras AS pada Rusia yang menyerbu Ukraina pada akhir Februari lalu.

Baca Juga: 5 Adegan Paling Romantis Ahn Hyo Seop dan Kim Sejeong dalam A Business Proposal

Serangan yang disebut Putin 'Operasi Militer Khusus' itu telah menimbulkan banyak korban dari dua pihak.

Pihak Rusia menyatakan ada kurang lebih 10 ribu orang tentara yang tewas dalam operasi tersebut.

Sementara itu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy membuka kesempatan Rusia untuk pintu diplomasi.

Hingga kini, kedua negara kabarnya belum menemukan kata sepakat untuk beberapa hal tertentu.

Baca Juga: Tes IQ: Uji Ketajaman Mata Anda dengan Temukan 2 Pesawat Kertas di Antara Perahu Kertas

Sebelumnya, di tengah konflik Rusia dan Ukraina, Biden membuat komentar kontroversial pada pada hari Rabu lalu.

Biden ditanya oleh seorang reporter apakah dia bersedia untuk menempelkan label pada presiden Rusia.

Mulanya Biden tidak mendengar begitu jelas pernyataan sang reporter.

Sang reporter lalu mengulangi pernyataannya terkait pandangan Biden pada Putin.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Satu Gambar Mandala dan Temukan Apakah Anda Memiliki Karakter Introvert atau Tidak

"Oh, saya pikir dia adalah penjahat perang," kata Biden.

Setelah itu, Rusia menyampaikan protes atas pernyataan Presiden AS tersebut.

Pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan bahwa pengiriman senjata asing ke Ukraina akan dianggap sebagai target militer yang sah oleh Kremlin.***

Editor: Amila Yosalfa Fauziah

Sumber: NY Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x