"Presiden belum menyadari bahwa ini adalah salah satu krisis paling dramatis dalam sejarah Brasil," kata penyelenggara aksi menggali Antonio Carlos Costa, yang mengkritik Bolsonaro karena tidak menunjukkan solidaritas terhadap penderitaan warga.
"Keluarga berkabung ribuan orang mati, dan ada pengangguran serta warga kelaparan," tambahnya.
Namun meski begitu, tak semua orang setuju dengan protes tersebut.
Seorang lelaki yang marah menarik salib yang telah ditancapkan, berteriak-teriak menentang penghargaan simbolis.
Baca Juga: Masih Banyak Daerah dengan Status Zona Kuning Covid-19, PSBB di Jawa Barat akan Tetap Diperpanjang
Seorang pria lain, yang putranya meninggal karena COVID-19, berkeliling mengganti salib yang jatuh.
"Ini benar-benar tragedi," kata orang yang lalu-lalang, Marcia Lucia Dias.
“Sangat menakutkan melihat salib. Tetapi ini benar-benar terjadi. Otoritas kami bertentangan dengan diri mereka sendiri dan kami tidak tahu harus berbuat apa,” tambhanya.***