Namun, ia menambahkan bahwa uji coba terkontrol secara acak seperti ini, di mana peserta maupun peneliti tidak tahu siapa yang telah diberi obat atau plasebo, adalah cara terbaik untuk mengetahuinya.
"Vaksin yang tersedia secara luas, aman dan efektif mungkin masih jauh," ujar Prof Martin Llewelyn dari Brighton dan Sussex Medical School yang juga memimpin penelitian ini.
Ia mengatakan, jika obat yang ditoleransi sebaik klorokuin dan hidroksi klorokuin dapat mengurangi kemungkinan terkena Covid-19, ini akan sangat berharga.
Uji coba juga melibatkan peneliti dari Inggris, Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja dan Italia.
Baca Juga: Dendam Lama, Seorang Pria Baru Pulang Kampung Bacok Tetangga dengan Golok
Hydroxychloroquine telah digunakan sebagai pencegahan dan pengobatan untuk malaria, karena telah terbukti mengurangi demam dan peradangan.
Ini juga mengatur respon kekebalan tubuh dan juga digunakan dalam pengobatan rheumatoid arthritis dan Lupus, penyakit radang yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif.
Minggu ini, Trump mengatakan bahwa dia telah menggunakan obat anti-malaria selama beberapa minggu, meskipun tidak ada bukti ilmiah bahwa itu mengobati virus corona, apalagi mencegahnya.
Presiden mengungkapkan bahwa dokter Gedung Putih Sean Conley telah meresepkannya untuknya setelah ia menanyakan tentang pengobatan potensial.
Baca Juga: Warga Bandung Digegerkan oleh Suara Dentuman Misterius, Pihak BMKG Buka Suara