PR TASIKMALAYA - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) secara resmi akan melakukan pemungutan soal Ukraina pada Minggu, 27 Februari 2022.
Berdasarkan keterangan yang diberikan pihak PBB, pemungutan suara tersebut bertujuan untuk menyerukan sesi khusus darurat yang langka dari 193 anggota Majelis Umum PBB tentang invasi Rusia ke Ukraina.
Rencananya PBB akan menyerukan sesi khusus tentang invasi Rusia ke Ukraina pada Senin mendatang dan akan dihadiri oleh para diplomat.
Pemungutan suara oleh Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 orang tersebut bersifat prosedural.
Baca Juga: Presiden Ukraina Tolak Tawaran Evakuasi dari Amerika Serikat: Saya Butuh Amunisi Bukan Tumpangan
Oleh karena itu, tidak akan ada satu pun dari lima anggota dewan tetap (Rusia, Tiongkok, Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat) yang dapat menggunakan hak veto mereka.
Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters pada Minggu, 27 Februari 2022, menurut keterangan perwakilan diplomat, langkah tersebut membutuhkan sembilan suara yang mendukung untuk meloloskan langkah yang akan dibuat.
Sebagaimana yang diketahui sebelumnya, Dewan Keamanan PBB pada Jumat lalu menyesalkan adanya invasi Moskow.
Tiga negara yang terdiri dari Tiongkok, India, dan UEA sepakat untuk abstain, sedangkan itu 11 anggota lainnya justru memberikan dukungan.
Majelis Umum diperkirakan akan memberikan suara pada resolusi serupa, yang mana hal tersebut menyusul adanya pernyataan dari beberapa negara dalam sisi khusus yang sifatnya darurat.
Adapun untuk resolusi Majelis Umum, sifatnya tidak mengikat namun membawa pengaruh terhadap politik.
Amerika Serikat dan sekutunya mencari dukungan sebanyak mungkin untuk menunjukkan bahwa Rusia terisolasi secara internasional.
Majelis Umum PBB akan mengadopsi resolusi seperti Maret 2014 lalu menyusul pencaplokan Rusia atas wilayah Krimea Ukraina.
Resolusi tersebut menghasilkan suara yang berbeda di antara negara-negara.
Terdapat 100 suara yang mengatakan ya, sedangkan 11 lainnya justru menentang. Sementara itu, terdapat 24 negara yang tidak memilih dan 58 lainnya abstain.
Antonio Guterres telah berbicara kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada hari Sabtu lalu.
Dia mengatakan, bahwa PBB berencana untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Ukraina.
Baca Juga: Tes Psikologi: Pilih Rumah Indah Impian Anda untuk Menemukan Kepribadian Bawah Sadar
“Dia memberitahu presiden bahwa Perserikatan Bangsa Bangsa akan meluncurkan permohonan untuk mendanai operasi keamanan di Ukraina pada Selasa mendatang,” ujar juru bicara PBB dalam suatu pernyataan yang dirilis secara resmi.
Martin Griffiths selaku Kepala bantuan PMM menyatakan, lebih dari $1 miliar (sekitar Rp14 triliun akan dibutuhkan untuk operasi bantuan di Ukraina.
Biaya sebesar $1 miliar tersebut diberikan selama tiga bulan ke depan.***