Pakar Kesehatan Ungkap Lockdown Dapat Memicu Peningkatan Penyakit HIV di Amerika Serikat

- 14 Mei 2020, 03:55 WIB
PARA ahli memperingatkan bahwa penguncian atau lockdown bisa saja meningkatkan penyakit HIV.*
PARA ahli memperingatkan bahwa penguncian atau lockdown bisa saja meningkatkan penyakit HIV.* /AFP / File / Kena Betancur/

 

PIKIRAN RAKYAT - Penguncian wilayah (lockdown) dan peringatan untuk diam di rumah dipercaya orang-orang dapat menekan laju penyebaran virus corona jenis baru yang menyebabkan Covid-19.

Namun, pakar kesehatan justru memperingatkan bahwa kebijakan tersebut bisa saja tidak sengaja memicu penyakit mematikan lainnya, salah satunya HIV.

Ahli Epidemiologi Travis Sanchez pada awal April 2020 melakukan survei secara online mengenai 1.000 lelaki yang bersetubuh dengan pasangan sesama jenis.

Baca Juga: Gelar Workshop KTSP, SMKN 2 Kota Tasikmalaya Hadirkan Pemateri dari Jepang

Survei online tersebut menunjukkan bahwa terdapat penurunan jumlah pasangan dan secara teori hal ini dapat mengurangi penularan. Travis menambahkan, peringatan bahwa seperempat dari mereka mengalami masalah dengan penyakit menular tersebut.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari AFP, hal ini menunjukkan bahwa orang-orang yang masih berhubungan badan tidak tahu status mereka dan Travis memperingatkan hal ini menjadi bom yang potensial.

"Sangat memungkinkan bahwa perilaku berisiko ini dilanjutkan, dan saya pikir ini akan meningkatkan penularan HIV," ujarnya.

Baca Juga: 33 Ribu Penerima BPNT Gigit Jari Dapati Rekening Kosong Tanpa Saldo, Bupati Undang Pihak Bank

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menerbitkan statistiknya tentang infeksi tahun 2020.

Statistik tersebut mengatakan dampak yang diakibatkan dari pandemi virus corona terhadap HIV belum diketahui hingga akhir tahun.

Namun, banyak ahli dan profesional kesehatan khawatir dan mundur saat Amerika Serikat mengumumkan untuk mengurangi jumlah kasus hingga 75 persen pada 2025.

Baca Juga: Pria Disebut Lebih Berisiko Terinfeksi Covid-19, Simak Penjelasannya

Dokter San Fransisco Matthew Spinelli khawatir mengenai para tunawisma yang melakukan kunjungan ke pusat kesehatan. Ia mengatakan bahwa kliniknya memiliki 3.000 pasien yang memiliki penyakit HIV.

"Orang-orang hanya takut pada rumah sakit sekarang, jadi saya cukup khawatir," ujar Matthew.

Tak hanya itu, ia pun merasa khawatir karena banyak orang tidak akan pergi ke apotek dan meminum obat sehingga menyebabkan penularan HIV semakin meningkat parah.

 Baca Juga: Tak Hanya Manusia, FDA Sebut Anjing dan Kucing Harus Berlatih Jarak Sosial di Tengah Pandemi

Di Amerika Serikat, penggunaan obat pencegah seperti PrEP banyak digunakan agar bebas tertular HIV, akan tetapi semenjak lockdown diberlakukan beberapa orang telah berhenti mengonsumsinya.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: AFP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x