PIKIRAN RAKYAT - Virus yang tengah mengancam dunia, SARS-CoV-2 atau Covid-19 kini mengungkap beberapa fakta mengejutkan lain terkait gejala dan proses penyembuhan pasien yang telah dinyatakan negatif dan kembali positif dalam selang waktu yang cukup singkat.
Seperti yang dialami oleh seorang pria yang berasal dari Tiongkok berusia 68 tahun. Pria ini mengalami reinfeksi hingga 2 kali, yang artinya ke 3 kali tes Covid-19 mendapat hasil positif dalam pemeriksaan.
Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs New York Times, semula pria ini dinyatakan positif Covid-19, sepekan kemudian tes ulang menunjukkan hasil positif, lalu negatif pada pemeriksaan 7 hari berikutnya. Hanya berselang 4 hari, ia kembali dinyatakan positif untuk ketiga kalinya.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya, 20 April 2020: Singaparna dan Tamansari Waspada Hujan Ringan
Tak hanya pria asal Tiongkok ini, di Korea Selatan yang telah melaporkan lebih dari 1.000 pasien pulih kembali dinyatakan positif.
Serupa dengan wanita asal Jepang yang juga mengungkapkan keluh kesahnya dalam akun Instagram miliknya karena ia harus menerima kembali dinyatakan positif.
Sedangkan, di Australia, fenomena ini juga menimpa seorang repoter acara selebriti, Richard Wilkins, yang berbagi kisah melalui akun Instagram pribadinya @richardwilkins.
Baca Juga: Aksi Tepuk Tangan Para Legenda Sepak Bola, Penghormatan pada Tenaga Medis di Seluruh Dunia
Ia mengingatkan bahwa seseorang dapat terinfeksi lebih dari sekali, seperti yang menimpa Richard yang dinyatakan positif sebanyak 3 kali usai disebut telah pulih.
"Jadi, saya sekarang telah mengembalikan hasil positif tiga kali, masih tidak percaya karena saya terinfeksi tanpa gejala, mereka menguji saya hari ini dan semoga akan kembali hasil negatif.
"Saya usul bahwa kalian yang telah dinyatakan positif jangan dulu berkeliaran karena risiko menularkan akan tinggi, akibat kalian kembali dinyatakan positif tanpa disadari," tulis @richardwilkins dalam akun Instagram.
Baca Juga: Genap Berusia 90 Tahun, PSSI Diharapkan Bisa Bangunkan Macan Asia yang Tidur Terlalu Lama
Penjelasan mengenai hal ini belum diungkap secara rinci para ilmuwan di dunia, fenomena ini masih dianggap aneh, sehingga diperlukan penelitian mendalam.
Bahkan, beberapa ilmuwan masih ragu dengan laporan reinfeksi yang mencuat ke permukaan publik di April 2020 ini. Kemungkinan lain yang mereka ungkap adalah terjadi saat pelaksanaan tes.
"Kecurigaan saya terhadap hasil yang berbeda ini adalah pengambilan sampel. Tidak mudah mengambil sampel di belakang tenggorokan dan memastikan virus ada atau tidak," ujar Prof Jimmy Whitworth dari London School of Hygiene and Tropical Medicine.***