Korea Utara Dituding Manfaatkan Dana Hasil Curian Cyber untuk Tes Nuklir dan Peluncuran Rudal

- 8 Februari 2022, 07:03 WIB
Laporan PBB menuding Korea Utara bisa terus melakukan uji pengembangan nuklir dan peluncuran rudal dari kucuran dana hasil pencurian cyber.*
Laporan PBB menuding Korea Utara bisa terus melakukan uji pengembangan nuklir dan peluncuran rudal dari kucuran dana hasil pencurian cyber.* /Pixabay/Chickenonline./

PR TASIKMALAYA – Korea Utara baru-baru ini dituding memanfaatkan dana hasil curian cyber untuk mendanai serangkaian tes nuklir dan peluncuran rudal.

Tudingan seputar Korea Utara ini muncul dalam laporan terbaru yang dirilis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dalam laporan terbaru yang dirilis PBB, kabarnya jelas-jelas disebutkan bahwa program tes peluncuran rudal dan penelitian nuklir Korea Utara mendapatkan kucuran dana hingga jutaan Dolar cryptocurrency yang didapatkan dari pencurian cyber.

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman India Times, pencurian cyber untuk mendanai tes nuklir dan peluncuran rudal itu diklaim dilakukan pemerintah Korea Utara dari tahun 2020 hingga pertengahan tahun 2021.

Baca Juga: 4 Cara Ampuh Membuat Rencana Makan Harian Padat Kalori

Adapun hasil penyelidikan menyebutkan bahwa selama periode tersebut, lebih dari 50 juta Dolar (sekitar Rp720 miliar) cryptocurrency berhasil dicuri. Target pencuriannya sendiri yaitu sejumlah tempat penukaran cryptocurrency yang berada di Asia, Amerika Utara, dan Eropa.

Temuan penyelidikan ini secara resmi diserahkan kepada komite sanksi PBB pada Jumat, 4 Februari 2022.

Hasil penyelidikan digabungkan dengan hasil studi Chainalysis yang dirilis bulan lalu. Chainalysis menegaskan bahwa pencurian cyber yang dilakukan negara Kim Jong Un pada tahun 2021 tersebut merupakan pencurian cyber paling sukses yang pernah dilakukan Korea Utara.

Sebab diprediksi bahwa hasil pencurian yang berhasil didapat mencapai 400 juta Dolar (sekitar Rp6 triliun).

Baca Juga: Tes Kepribadian: Hewan Apa yang Pertama Kali Dilihat? Ketahui Lebih Dalam Tentang Diri, Ada yang Sensitif

Sementara itu, bukan kali pertama bagi PBB membuat tudingan seputar Pyongyang yang mendanai tes nuklir dan peluncuran rudal dari hasil pencurian cyber.

Pada tahun 2019, PBB membuat laporan yang berisi dugaan bahwa negara komunis itu telah mengucurkan dana hasil curian cyber sebesar dua triliun Dolar (sekitar Rp29 kuadriliun) untuk menciptakan senjata pemusnah massal.

Dewan Keamanan PBB kemudian secara tegas menjatuhkan sanksi kepada Pyongyang agar segera menghentikan seluruh tes nuklir dan peluncuran rudal.

Akan tetapi, meski sudah berkali-kali mendapatkan sanksi dari Dewan Keamanan PBB, pemerintah Korea Utara memilih menutup telinga mereka dan lanjut menyempurnakan senjata pemusnah massal mereka.

Baca Juga: Terbongkar! Pesan Tersembunyi di Balik Foto Platinum Jubilee Ratu Elizabeth II

Sanking ingin menyempurnakan senjata berbahaya itu, pemerintah sampai dilaporkan sengaja menggelar percobaan yang menyertakan ilmuwan dari berbagai belahan dunia di dalamnya.

Bersikeras menyempurnakan senjata pemusnah massal ini pun diklaim mengakibatkan rakyat Korea Utara makin miskin.

Di lain sisi, PBB sudah terang-terangan menuding Korea Utara bisa terus mengembangkan nuklir dan menguji peluncuran rudal dari dana hasil pencurian cyber.

Namun, Tiongkok dan Rusia bersepakat untuk tidak menandatangani pernyataan yang berisi kecaman terhadap misi berbahaya tersebut.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: India Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah