“Komunitaslah yang akan melakukan ini. Tidak ada peluru ajaib. Tidak ada vaksin atau terapi ajaib. Itu hanya perilaku," tegas dr. Deborah Brix.
Trump akhirnya mengindahkan saran tersebut dengan melakukan jajak pendapat, setelah sebelumnya menyatakan ambisi untuk memulai kembali ekonomi pada Paskah di gembor-gemborkannya.
Baca Juga: Viral Video Aksi Pencurian Bermodus Antar Paket Kiriman, Pelaku Gondol Emas dan Uang Tunai
Ia mengumumkan, pada Minggu, 29 Maret 2020 lalu, ia akan memperpanjang kebijakan ini hingga 30 April, serta mendesak orang Amerika untuk menghentikan pertemuan sosial, bekerja dari rumah, dan menangguhkan pembelajaran di pusat pembelajaan ramai.
Trump memutuskan, setelah hari yang buruk menimpa pasar saham Amerika Serikat. Dow Jones Industrial Average merosot lebih dari 400 poi, atau sekitar 1,9%, serta menutup penyelesaian kuartal pertama terburuk dalam sejarah 135 tahun.
Baca Juga: Bob Hasan Tutup Usia, Menpora Zainudin Amali Kisahkan Kembali Jasanya Semasa Hidup
Sementara itu, sebelumnya, Trump pernah memaksa warga AS untuk tetap beraktifitas agar tidak berdampak pada kelumpuhan ekonomi di AS, bahkan dalam akun Twitter-ny,a Trump mengungkap virus corona adalah virus biasa.
"Banyak orang mengatakan, 'Ride it out'. Jangan lakukan apa-apa, naik saja. Dan anggap itu sebagai flu. Tapi itu bukan flu. Ini ganas," tulis Trump dalam akun Twitter pribadinya.***