PIKIRAN RAKYAT - Mahathir Mohamad yang dikenal dunia sebagai Perdana Menteri Malaysia mendadak mengirim surat pengunduran diri pada Raja Malaysia Sultan Abdullah pada Senin, 24 Februari 2020.
Pembicaraan akhir pekan yang terjadi antara dirinya dengan kelompok oposisi mengenai pembentukan koalisi baru untuk memerintah negara tersebut berhasil membuat publik diliputi segudang pertanyaan.
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com melalui situs Reuters, kemunduran Mahathir Mohamad dari posisi Perdana Menteri disebut sebagai langkah awal untuk melanggengkan kekuasaannya yang semula akan diberikan pada Anwar Ibrahim.
Pada akhir pekan lalu, beberapa sekutu Mahathir dituduh berkomplot dengan bekas partai yang berkuasa untuk membentuk pemerintahan baru yang akan mengecualikan Anwar.
Baca Juga: Mengenal 'MIND', Diet Sehat untuk Meningkatkan Kesehatan Otak dan Penghilang Stres
Saat itu, Mahathir memang belum menentukan tanggal untuk menyerahkan kekuasaan, sehingga dimungkinkan ia kesal karena para pendukung Anwar menuntut jadwal waktu yang jelas.
Adapun kubu oposisi Pakatan Nasional yang diduga menggandeng Mahathir di antaranya Partai Organisasi Melayu Bersatu (UMNO) dan Partai Islam se-Malaysia (PAS).
Pun begitu, Anwar Ibrahim pun masih meyakini Mahathir tidak bertanggung jawab atas kekacauan politik saat ini. Apalagi untuk mengkhianati janjinya.
“Dan dia (Mahathir) mengulangi apa yang dia katakan kepada saya sebelumnya, dia tidak memainkan peran di dalamnya.
Baca Juga: Trilogi Jurassic World Tayang Tahun Depan, Chris Pratt: Ini Akan Jadi yang Terbesar dan Terbaik
"Dia membuatnya sangat jelas, bahwa dia sama sekali tidak akan bekerja dengan mereka yang terkait dengan rezim sebelumnya,"tutur Anwar .
Namun demikian, masih tidak jelas apakah pengunduran diri itu menandai akhir dari jalan Mahathir sebagai perdana menteri penuh waktu, karena setidaknya tiga pihak dalam koalisinya meminta dia untuk tetap menjabat. Beberapa oposisi juga setuju untuk mendukungnya.***