Jutaan Orang Kelaparan Akibat Krisis di Afghanistan, OKI Bentuk Dana Perwalian

- 20 Desember 2021, 16:27 WIB
Krisis yang dialami Afghanistan membuat jutaan warganya kelaparan, Organisasi Kerjasama Islam berjanji akan membentuk dana perwalian.
Krisis yang dialami Afghanistan membuat jutaan warganya kelaparan, Organisasi Kerjasama Islam berjanji akan membentuk dana perwalian. /Reuters

PR TASIKMALAYA - Jutaan orang menghadapi kelaparan dan kemiskinan di Afghanistan setelah kekuasaan beralih ke Taliban pada Agustus silam.

Organisasi Kerjasama Islam (OKI) berjanji membentuk dana perwalian kemanusiaan untuk mencegah keruntuhan ekonomi Afghanistan.

Sebelumnya Oki mengadakan KTT di Pakistan 19 Desember lalu. Pada pertemuan tersebut disepakati bahwa Bank Pembangunan Islam akan memimpin upaya untuk mengeluarkan bantuan pada kuartal pertama tahun 2022.

Dilansir Pikiranrakyat-Tasikmalaya.com dari Aljazeera, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan berpendapat bahwa tindakan harus diambil sebelum Afghanistan menuju kekacauan.

Baca Juga: Ancaman Omicron Bayangi Liburan Musim Dingin di AS dan Eropa, Belanda Terapkan Lockdown

“Setiap pemerintah ketika tidak dapat membayar gajinya untuk pegawai negeri, rumah sakit, dokter, perawat, pemerintah manapun akan runtuh,” katanya.

Ia juga mendesak para pengusaha Afghanistan untuk mematuhi kebijakan berdasarkan perjanjian hak asasi manusia internasional.

Perjanjian HAM tersebut berkaitan dengan hak-hak perempuan, anak-anak, pemuda, orang tua dan orang-orang dengan kebutuhan khusus.

 Baca Juga: 3 Tanda Kamu Jalani Hubungan yang Salah dengan Seseorang

Pertemuan OKI tidak memberikan pengakuan internasional terhadap pemerintah baru Taliban.

Menteri Luar Negeri Afghanistan Amis Khan Muttaqi dikeluarkan dari foto resmi yang diambil selama acara tersebut.

Muttaqi merespon bahwa pemerintahnya memiliki hak untuk diakui secara resmi oleh dunia.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Kucing atau Hati? Hal yang Pertama Kali Dilihat Ini Buktikan Anda Memiliki Pikiran Terbuka

Menurut Muttaqi pemerintah Afghanistan saat ini bekerjasama dengan setiap organisasi asing, ia juga menegaskan bahwa sanksi terhadap mereka harus dihapus.

Dalam pidatonya, Muttaqi mengatakan pembekuan asset AS merupakan pelanggaran yang jelas terhadap HAM Afghanistan dan dapat ditafsirkan sebagai permusuhan dengan seluruh bangsa.

Sementara itu, beberapa negara dan organisasi yang mulai memberikan bantuan terhambat oleh sistem perbankan negara yang hampir runtuh.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Temukan Arah Jalan Hidup Anda Lewat Gambar Pohon Ajaib

Wakil Sekjen PBB Martin Griffiths memperingatkan bahwa ekonomi Afghanistan sekarang mengalami terjun bebas.

Martin menjelaskan setidaknya ada 23 juta orang mengalami kelaparan dan fasilitas kesehatan dipenuhi anak-anak kurang gizi.

Sekitar 70 persen guru tidak dibayar dan jutaan anak Afghanistan tidak bersekolah.

 Baca Juga: Tentang Sutradara Spider-Man: No Way Home, Tom Holland dan Zendaya Abaikan Peringatan untuk Tak Berpacaran

Muttaqi menegaskan kembali bahwa Taliban tidak akan mengizinkan Afghanistan digunakan sebagai pangkalan untuk serangan ke negara lain.

Ia juga menegaskan bahwa tidak ada pembalasan yang akan dilakukan terhadap pejabat pemerintahan sebelumnya.

Namun, Taliban menghadapi kritik karena membuat perempuan dan anak perempuan keluar dari pekerjaan dan pendidikan dan mengecualikan sebagian besar masyarakat Afghanistan dari pemerintah.

 Baca Juga: Prediksi Juventus vs Cagliari di Serie A 22 Desember 2021 dengan Line Up dan Skor Akhir

Taliban juga dituduh telah menginjak-injak HAM dan menargetkan pejabat dari pemerintahan sebelumnya.

Diluar bantuan langsung, Afghanistan juga membutuhkan bantuan untuk memastikan stabilitas ekonomi jangka panjang mereka.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x