Baca Juga: 10 Link Twibbon Hari Bela Negara 2021, Segera Pasang di Media Sosial Gratis
Pemerintah yang dibentuk oleh militer menggambarkan para pengunjuk rasa sebagai perusuh.
Sebelum fajar pada 14 Maret, pengunjuk rasa menuju ke Jalan Sungai Hlaing utama kota Yangon untuk melakukan aksi.
Pasukan keamanan tiba sekitar pukul 10 pagi, memaksa pengunjuk rasa membubarkan diri ke jalan-jalan samping.
Berdasarkan analisis dari dua video dan citra satelit, HRW mengatakan pasukan keamanan mengepung atau menembak para pengunjuk rasa antara siang dan pukul 12.40.
Baca Juga: Lowongan Kerja di Informa Cabang Bekasi dan Cibubur, Lulusan SMA, D3, dan S1 Bisa Melamar
Seorang pengunjuk rasa yang diidentifikasi sebagai Zaw Zaw untuk melindungi identitasnya, mengatakan pasukan keamanan menyerang dengan gas air mata dan peluru berlapis karet dan kemudian menembakkan peluru tajam.
“Dari pihak kami, kami menggunakan ketapel dan batu, dan beberapa bahkan melemparkan bom molotov ke belakang. Banyak orang tewas di depan mata saya. Saya tidak akan pernah melupakan hari itu,” ungkap Zaw Zaw.
Saksi mata menggambarkan situasi di mana mereka percaya pasukan keamanan membidik dan menembak demonstran.
HRW mengatakan telah menguatkan keterangan saksi dengan video yang menunjukkan pasukan keamanan memotong rute keluar pengunjuk rasa.