Atas hal itu, dokter pun langsung merujuk Gabrielius ke salah satu rumah sakit ternama di Inggris yakni Rumah Sakit Great Ormond Street (GOSH).
Alhasil, 2 minggu kemudian hasil tes menunjukkan bahwa awal Gabrielius didiagnosis dengan kelainan genetik langka yakni RDEB.
Kini, Gabrielius sudah menginjak usia 9 tahun dimana kedua orang tuanya harus rela menyakiti sang anak agar tetap bertahan hidup hingga kini.
Sang ayah yakni Linas Misurenkovas pun harus mengganti perban 3 kali setiap harinya untuk merawat luka anaknya itu yang harus mengeluarkan lusinan luka lecet yang menyakitkan di kulit Gabrielius.
Selain itu, untuk mengarahkan dirinya dari rasa sakit, Gabrielius selalu menonton TV atau bermain Play Station.
Perban ini diperuntukkan Gabrielius untuk melindungi kulit lengan dan kakinya sepanjang hari agar tidak mengeluarkan luka.
Melihat keadaan ini, Jolita mengungkapkan bahwa dirinya awal-awal merasa kesulitan untuk menjaga anaknya itu secara terus menerus.
“Dua tahun pertama sangat sulit karena harus mengawasinya terus-menerus, bahkan menggosok matanya dapat menyebabkan lepuh yang menyakitkan,’ ujar Jolita yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman My London.
Baca Juga: 4 Bek Tengah Chelsea Akan Habis Kontrak, The Bules Incar Bintang Juventus dan Sevilla