"Besarnya krisis yang mengejutkan harus menjadi peringatan," kata perwakilan UNICEF di Lebanon, Yukie Mokuo, dikutip PikiranRakyat-Tasikamalya.com dari Reuters.
Laporan tersebut mencatat bahwa kurang dari tiga dari 10 keluarga yang telah menerima bantuan sosial.
Hal itu menyebabkan banyak dari mereka yang mengambil "langkah-langkah putus asa".
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Sesalkan Satu Pertengkaran Ini dalam 73 Tahun Pernikahannya dengan Pangeran Philip
Proporsi keluarga Lebanon yang mengirim anak-anak untuk bekerja juga meningkat tujuh kali lipat menjadi tujuh persen antara April dan Oktober, kata laporan itu.
Pemerintah Perdana Menteri Najib Mikati dinilai lamban dalam mengimplementasikan program-program jaminan sosial.
Program tersebut di antaranya adalah program yang didanai oleh Bank Dunia senilai $246 juta yang diadopsi oleh parlemen pada bulan Maret dan skema kartu jatah senilai $556 juta yang didukung oleh badan legislatif pada bulan Juni.
Baca Juga: Simak 3 Zodiak Paling Mudah Marah, Apakah Anda Salah Satunya?
Mokuo mengatakan bahwa perlu segera adanya tindakan agar anak-anak tidak menjadi ‘korban’.
"Tindakan mendesak diperlukan untuk memastikan tidak ada anak yang kelaparan, sakit, atau harus bekerja alih-alih menerima pendidikan," kata Mokuo.***