Hal itu menyebabkan gen mengalami kesalahan penyalinan, yang dapat menyebabkan jalan buntu evolusi.
Peneliti yang dipimpin oleh National Institute of Genetics, Mishima, Jepang, menemukan banyak perubahan genetik sebelum proses evolusi terhenti secara tiba-tiba.
Ituro Inoue, seorang profesor genetika di institut tersebut, mengatakan bahwa varian Delta di Jepang sangat menular dan menjauhkan varian lain.
Baca Juga: IOC dan Peng Shuai Lakukan Komunikasi Lewat Telepon, Amnesty International: Zona Berbahaya
“Tetapi ketika mutasi menumpuk, kami percaya itu akhirnya menjadi virus yang salah dan tidak dapat membuat salinan dirinya sendiri.
“Mengingat bahwa kasusnya belum meningkat, kami berpikir bahwa pada titik tertentu selama mutasi semacam itu, akan langsung menuju kepunahan alami,” jelasnya.
Profesor Inoue mengatakan virus masih akan menyebar jika Delta hidup dan sehat.
Dr Simon Clarke, Kepala Divisi Ilmu Biomedis dan Teknik Biomedis di University of Reading, menjelaskan terlalu banyak mutasi dapat menyebabkan virus mati.
"Virus itu mengakumulasi terlalu banyak mutasi dan karenanya bisa berhenti bereplikasi.