Media Pemerintah Tiongkok Lakukan Propaganda Demi Perkuat Dominasi Xi Jinping di Masa Depan

- 12 November 2021, 12:30 WIB
Media Pemerintah Tiongkok diduga melakukan propaganda demi memperkuat posisi Xi Jinping di masa depan.*
Media Pemerintah Tiongkok diduga melakukan propaganda demi memperkuat posisi Xi Jinping di masa depan.* /Reuters/Damir Sagoljo

PR TASIKMALAYA - Xi Jinping merupakan pemimpin paling berpengaruh di Tiongkok sejak Mao Zedong.

Berupaya memperkuat dominasinya, Xi Jinping ingin menorehkan namanya dalam sejarah, filosofi, dan masa depan Tiongkok.

Tidak hanya itu, Xi Jinping mengupayakan resolusi sejarah harus diadopsi berdasarkan oleh Partai Komunis Tiongkok.

Baca Juga: Zodiak yang Sering Bikin Patah Hati: Leo Percaya Diri dan Menonjol, hingga Gemini Tidak Berkomitmen

Sesuai komunike dari pleno keenam partai, Xi Jinping dikukuhkan sebagai pemimpin tertinggi Tiongkok sehingga memperkuat klaimnya menduduki jabatan ketiga sebagai presiden.

Sebuah narasi secara luas disebarkan oleh politbiro tingkat tinggi, dengan dukungan komite sentral, membuat Xi Jinping melanjutkan kebijakannya tanpa adanya hambatan.

Dalam sebuah keterangan, komite sentral menyampaikan seruan terhadap seluruh partai, militer, dan seluruh penduduk Tiongkok untuk sepenuhnya menerapkan pemikiran Xi Jinping.

Baca Juga: 20 Link Twibbon Jumat Berkah, Segera Pasang di Media Sosial Hari Ini

Adapun pemikiran Xi Jinping tersebut meliputi tentang sosialisme dan karakteristik Tiongkok untuk menyongsong era baru.

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari WA today, media pemerintah Tiongkok telah diselimuti propaganda menjelang resolusi tersebut.

Propaganda tersebut terdiri dari upaya dukungan penuh rakyat Tiongkok terhadap Xi Jinping, menggunakan manajemen Covid-19, dan perang dagang internasional.

Baca Juga: Jadwal Persija Liga 1 Series Ketiga, Laga Pertama Lawan Persib

Tujuanya adalah untuk mengklaim mendat sebagai orang yang satu-satunya mampu memerintah dan memimpin Tiongkok.

Dominasi Xi Jinping itu bertolak belakang dengan batasan yang ditetapkan partai sejak tahun 1982.

Batasan itu tertulis, masa jabatan dirancang untuk mencegah upaya kultus pemimpin seumur hidup setelah tahun-tahun berakhirnya masa pemerintahan Mao Zedong.

Baca Juga: Dituding Salahgunakan Uang Duka Vanessa Angel dan Bibi Ardiansyah, H Faisal Beri Jawaban Menohok

Akan tetapi pada 2018, Xi Jinping berhasil merubah amandemen konstitusi untuk memungkinkan seorang presiden menjabat selama lima tahun tanpa batas.

Pakar politik Tiongkok, Alfred Wu mengatakan, apabila bersinggungan dengan Tiongkok yang dipimpin oleh Xi Jinping akan menjadi lebih sulit.

Terlebih, orang nomor satu Tiongkok itu mendominasi Partai Komunis Tiongkok serta negara.

Baca Juga: Terungkap Orang Pertama yang Dihubungi Joddy saat Kecelakaan Maut Vanessa Angel dan Bibi Ardiansyah

"Ini akan lebih sulit, khususnya untuk demokrasi," pungkasnya.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: World Asia (WA) Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah