Mengomentari rebranding, Haugen mengatakan itu tidak masuk akal, mengingat masalah keamanan yang belum ditangani.
"Berkali-kali Facebook memilih ekspansi dan area baru alih-alih berpegang teguh pada apa yang telah mereka lakukan," ujar Haugen.
Baca Juga: Jelang Pernikahan, Ria Ricis dan Teuku Ryan Diberi Pembekalan dari KUA Kebayoran Lama
Pengumuman Facebook itu datang di tengah kritik keras dari anggota parlemen dan regulator atas praktik bisnis perusahaan.
Terutama adalah kekuatan pasarnya yang sangat besar, keputusan algoritmik, dan pemolisian pelanggaran pada layanannya.
Namun Facebook telah membalas dengan mengatakan dokumen yang dibocorkan oleh Haugen digunakan untuk melukis gambaran palsu.
Haugen mengatakan kepada anggota parlemen Inggris dan Amerika bulan lalu bahwa Facebook akan memicu kerusuhan yang lebih keras di seluruh dunia.
Namun hal itu bisa dicegah jika jejaring sosial tersebut mengekang algoritmenya yang mendorong konten ekstrem, memecah belah, dan memangsa demografi yang rentan.
"Masalah utama adalah bahwa fondasi keamanan platform didasarkan pada pemantauan konten berdasarkan bahasa, yang tidak berskala ke semua negara tempat Facebook beroperasi," tandas Haugen.***