Siap Luncurkan Media Sosial Baru, Donald Trump: Kami Tidak Akan Memperlakukan Penggunanya Seperti Tikus Lab

- 27 Oktober 2021, 14:55 WIB
Donald Trump mengumumkan rencana peluncuran media sosial baru, mengungkit banyak hal termasuk pembungkaman.
Donald Trump mengumumkan rencana peluncuran media sosial baru, mengungkit banyak hal termasuk pembungkaman. /REUTERS/Octavio Jones/

Dia mengecam sekelompok kecil orang yang merasa benar sendiri dan penengah yang ditunjuk sendiri, karena menyensor orang Amerika di media sosial.

Presiden ke-45 AS itu mencantumkan beberapa contoh penyensoran, seperti dokter medis yang dilarang karena bertentangan dengan otoritas kesehatan lainnya dan penekanan pelaporan tentang urusan bisnis luar negeri Presiden Biden dan putranya, Hunter.

Baca Juga: Bagikan Pengalamannya, Ryu Sera Eks Nine Muses: Kesulitan Berada di Grup dengan Konsep Seksi

“Dan seperti semua orang tahu, kita telah melihat seorang presiden Amerika Serikat yang sedang menjabat secara efektif dibungkam oleh oligarki kecil raksasa teknologi dan perusahaan media 'arus utama'," kata Trump.

“Korupsi platform ini tidak dapat diabaikan. Kita telah jatuh jauh ke bawah sensor di negara ini, dan topik-topik yang semakin dilarang untuk diperdebatkan oleh orang Amerika adalah salah satu masalah terpenting di zaman kita,” lanjutnya.

Donald Trump melanjutkan dengan menyebut sensor yang memiliki konsekuensi langsung dan dunia nyata, menunjuk pada penarikan pasukan yang kacau dari Afghanistan, krisis perbatasan selatan, dan debat pengeluaran Demokrat yang sedang berlangsung.

Baca Juga: Arsenal, Chelsea, dan Sunderland Dipastikan Lolos ke Perempat Final Piala Liga

“Di negara yang memiliki kebebasan berbicara dan arus informasi yang bebas, semua ini tidak akan pernah terjadi, dan tidak ada yang memahami hal itu lebih baik daripada orang-orang yang melakukan penyensoran,” klaim Donald Trump.

Donald Trump mengutarakan bahwa media sosialnya itu tidak akan seperti platform utama lain, tidak akan ada larangan, pelambatan, demonetisasi, atau mengacaukan algoritma untuk manipulasi politik.

“Kami tidak akan memperlakukan pengguna seperti tikus lab untuk eksperimen sosial, atau melabeli pandangan alternatif sebagai 'disinformasi',” ujarnya.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: New York Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah