Baca Juga: Ayah Kejora Unggah Test Pack Kehamilan, Netizen Kaget Buka Main Sampai Menduga Begini
Namun langkah itu telah memicu kemarahan di wilayah tersebut, sejak puluhan mahasiswa Kashmir diserang oleh massa di setidaknya dua perguruan tinggi di Punjab karena merayakan kemenangan Pakistan melawan India.
Para siswa mengungkapkan bahwa mereka sedang menonton pertandingan di kamar ketika orang-orang yang membawa tongkat menyerang, melukai beberapa orang dengan serius.
Kasus UAPA terhadap mahasiswa kedokteran diajukan menyusul rentetan kecaman dari India, dengan beberapa pengguna media sosial mengatakan para mahasiswa harus dikirim ke Pakistan dan ditolak pekerjaan di pemerintah di masa depan.
Selama turnamen Piala Asia 2014, hampir 60 siswa Kashmir diskors oleh sebuah perguruan tinggi di negara bagian utara Uttar Pradesh setelah mereka merayakan kemenangan Pakistan atas India. Tuduhan itu kemudian dibatalkan.
Baca Juga: Simak 9 Tipe Kepribadian Wanita Berdasarkan Sepatu Favorit dan yang Paling Sering Digunakan
Ravinder Raina, presiden Partai Bharatiya Janta (BJP) yang berkuasa di Kashmir yang dikelola India, mengatakan semua orang yang mendukung Pakistan akan segera dipenjara.
“Orang-orang yang merayakan kemenangan Pakistan di Kashmir atau tempat lain, kasusnya telah didaftarkan. Orang-orang ini akan diidentifikasi dan mereka akan segera berada di balik jeruji besi,” ujar Raina.
Pada Agustus 2019, pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi menghapus Pasal 370 dan 35A konstitusi India, yang secara efektif mencabut otonomi terbatas bagi Kashmir.
Langkah itu diikuti oleh tindakan keras keamanan selama berbulan-bulan, penangkapan ratusan warga Kashmir, dan pemisahan wilayah itu menjadi dua wilayah yang dikendalikan oleh federal.***