Putri Mako Umumkan Pernikahan dengan Orang dari Kalangan Biasa, Sang Putri Jepang Rela Lepas Status Bangsawan

- 27 Oktober 2021, 12:05 WIB
Putri Mako dan pihak Kerajaan Jepang mengumumkan pernikahan dengan orang dari kalangan biasa, sang Putri rela melepaskan status bangsawan.
Putri Mako dan pihak Kerajaan Jepang mengumumkan pernikahan dengan orang dari kalangan biasa, sang Putri rela melepaskan status bangsawan. /Reuters/Shizuo Kambayashi

PR TASIKMALAYA - Putri Mako dari keluarga kerajaan Jepang dan suaminya Kei Komuro, mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan pernikahan mereka.

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com melalui euronews, pernikahan Putri Mako dan Kei Komuro diselenggarakan pada sebuah hotel di Tokyo, Jepang, Selasa, 26 Oktober 2021.

Putri Mako dan suaminya Kei Komuro, mengkonfirmasikan melalui konferensi pers mengenai pernikahan mereka.

Baca Juga: Resep Bolu Kukus Pisang ala ASIX dari Bunda Ashanty, Cocok Disajikan Bersama Keluarga di Rumah

Keputusan Putri Mako dari Jepang untuk menikah dengan orang dari kalangan biasa dan rela melepas status kerajaannya tersebut, menjadi sorotan tidak hanya warga Jepang melainkan juga dunia Internasional.

Keputusan tersebut pun menuai banyak reaksi dan tanda tanya publik.

Putri Mako mengatakan, ia menghabiskan lebih dari tiga tahun untuk memikirkan dan mengambil keputusan itu, hingga melalui perselisihan antara kedua belah pihak keluarga.

Baca Juga: Bagikan Momen Kocak saat Dirinya Kebingungan Mencari Lesti Kejora di Turki, Rizky Billar: Ketawa Plis...

Dokumen pernikahan untuk Putri Mako dan Kei Komuro diserahkan oleh pejabat istana pada Selasa pagi dan sekarang sudah resmi, kata Badan Rumah Tangga Kekaisaran.

Mereka membuat pernyataan pada konferensi pers di sore hari, tetapi Putri Mako tidak akan menjawab pertanyaan dari wartawan.

Putri Mako menunjukkan ketakutan dan kegelisahan pada pertanyaan yang akan diajukan, kata agensi.

Baca Juga: Putus dari Selebgram Awkarin, Barisan Para Mantan yang Dulu Bersaing Kini Kompak Saling Support

Setelah sebelumnya dinyatakan terkena gangguan kecemasan traumatik dan stres oleh dokter, Putri Mako sekarang sudah pulih.

Gangguan kecemasan dan stres tersebut diketahui terjadi, setelah sang mantan putri Jepang melihat liputan media.

Tidak sedikit pihak media yang memberitakan hal negatif tentang pernikahan mereka, terutama serangan terhadap Kei Komuro.

Baca Juga: Beri Peringatan ke Kim Seon Ho, Sahabat Sadarkan Kisah Percintaan dengan Choi Young Ah Bukan Drama Korea!

Tidak akan ada perjamuan pernikahan dan tidak ada ritual lain untuk pasangan itu. Pernikahan mereka tidak dirayakan oleh banyak orang, kata agensi tersebut.

Putri Mako, yang berusia 30 tahun, adalah keponakan Kaisar Naruhito.

Dia dan Kei Komuro adalah teman sekelas di Universitas Kristen Internasional Tokyo.

Baca Juga: Program 7 Tahun Raffi Ahmad dan Nagita Slavina di TV Henti Tayang, Netizen pun Membongkar Dalangnya

Sebelumnya mereka mengumumkan rencana tersebut pada September 2017, bahwa mereka bermaksud untuk menikah.

Namun pada tahun berikutnya, tidak disangka terjadi perselisihan muncul dua bulan kemudian dan pernikahan itu ditangguhkan.

Perselisihan tersebut diketahui mengenai masalah keuangan yang melibatkan apakah uang yang diterima ibu dari mantan tunangannya adalah pinjaman atau hadiah.

Baca Juga: Samakan Warga Turki dengan Indonesia, Rizky Billar: Marah-marah, Klakson-klakson

Ayah Putri Mako meminta Kei Komuro untuk mengklarifikasi, dan dia menulis pernyataan membela diri tetapi masih belum jelas apakah perselisihan telah diselesaikan sepenuhnya.

Kei Komuro kemudian berangkat ke New York pada 2018 untuk belajar hukum dan baru kembali ke Jepang bulan lalu.

Rambut Kei Komuro yang diikat dengan kuncir kuda, menarik perhatian berbagai pihak.

Baca Juga: Terlihat Sehat, Kondisi Fisik Rizky Billar yang Sebenarnya Langsung Diungkap Sosok Ini: Kurang...

Sebagian orang berpendapat bahwa Kei Komuro terlalu berani untuk seorang warga biasa yang akan menikahi seorang putri.

Putri Mako sebagaimana diketahui berada dalam keluarga kekaisaran yang terikat tradisi.

Sehingga segala sesuatu yang tidak semestinya akan menambah kritik bagi keluarga kerajaan.

Baca Juga: Tips Kesehatan: Kamu Memakai Kacamata dan Ingin Mengurangi Mata Minus? Coba Konsumsi Suplemen Lutein

Bukan lagi seorang bangsawan, Putri Mako kini telah mengambil nama keluarga suaminya.

Undang-undang Negara Jepang mengharuskan pasangan yang sudah menikah untuk menggunakan satu nama keluarga.

Putri Mako juga telah menolak mahar 140 juta yen atau setara dengan 1,06 juta euro.

Baca Juga: Ritual Teuku Rian Sebelum Temui Kakak Ria Ricis Terkuak, Oki Setiana Dewi Bagikan Hasil Tes Ngaji: Tapi Dia...

Mahar tersebut menjadi haknya karena meninggalkan keluarga kekaisaran, kata pejabat istana.

Putri Mako adalah anggota keluarga kekaisaran pertama sejak Perang Dunia II yang tidak menerima pembayaran saat menikahi orang biasa.

Dia lebih memilih untuk melakukannya karena kritik atas menikahi seorang pria yang dianggap tidak layak untuk sang putri.

Baca Juga: Berhasil Menyatukan Keluarga Anang Hermansyah dan Raul Lemos, Atta Halilintar: Malam yang Indah...

Sang Putri pun nampak meninggalkan istana dengan mengenakan gaun biru pucat dan memegang karangan bunga.

Dia membungkuk di luar kediaman kepada orang tuanya, Putra Mahkota Akishino dan Putri Mahkota Kiko, dan saudara perempuannya Kako.

Hukum kerajaan Jepang pada Kekaisaran hanya mengizinkan suksesi bagi laki-laki.

Baca Juga: Tes Kepribadian ini akan Mengungkap Apa yang Paling Kamu Butuhkan Saat ini Dalam Hidupmu

Anggota perempuan dari keluarga kerajaan harus melepaskan status kerajaan mereka ketika mereka menikah dengan orang biasa.

Banyak pihak yang beranggapan hal tersebut mengakibatkan penurunan kekuasaan keluarga kerajaan hingga mengakibatkan kekurangan penerus takhta.

Setelah Naruhito, hanya ada Akishino dan putranya, Pangeran Hisahito, di garis suksesi.

Baca Juga: Alami Diskriminasi Rasial Serta Pelecehan, Mantan Karyawan Gugat CEO Facebook Mark Zuckerberg dan Istri

Sebuah panel yang ditunjuk pemerintah sedang mendiskusikan suksesi monarki Jepang yang stabil.

Kaum konservatif di Jepang masih menolak suksesi perempuan atau tidak mengizinkan anggota perempuan untuk memimpin keluarga kekaisaran.***

Editor: Gracia Tanu Wijaya

Sumber: EuroNews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah