Simak Berikut Berbagai Agama yang Hidup Berdampingan di Korea Selatan

- 16 Juni 2021, 17:05 WIB
Ilustrasi. Mengenal bermacam-macam agama yang hidup berdampingan secara damai di negari ginseng, Korea Selatan.
Ilustrasi. Mengenal bermacam-macam agama yang hidup berdampingan secara damai di negari ginseng, Korea Selatan. /Korea.net

PR TASIKMALAYA - Korea Selatan adalah negeri dengan berbagai agama besar di dunia hidup berdampingan di sana.

Mulai dari agama Kristen, Buddha, Konfusianisme, dan Islam hidup damai bersama praktik ajaran kepercayaan lokal.

Mengacu kepada data pada tahun 2015, 44% warga Korea Selatan teridentifikasi menganut salah satu agama di sana.

Baca Juga: Tak Datang ke Lamaran Lesti Kejora dan Rizky Billar, Rizki DA Pilih Temui Nadya Mustika di Bandung, Balikan?

Bagi warga Korea Selatan, Buddha dan Konfusianime memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan dengan agama lainnya di sana.

Setengah penduduk Korea Selatan tercatat secara sosial-budaya dekat dengan salah satu dari kedua agama itu.

Semenjak ajaran Buddha tiba di sana sekitar tahun 372 Masehi, 10.000 kuil berdiri di sepanjang wilayah negeri ginseng.

Baca Juga: Segera Tayang, Bocoran Ikatan Cinta 16 Juni 2021: Andin Bahagia Perselingkuhan Elsa dan Ricky Terkuak

Diadopsi sebagai ideologi negara di masa Dinasti Joseon (1392-1910)), Konfusianisme lebih cenderung sebagai ajaran etika yang menekankan pentingnya loyalitas, kesalehan anak-anak, dan penghormatan pada nenek moyang.

Dalam konsep Konfusianisme, Dinasti Joseon menetapkan peraturan tatakrama yang menjadi adat kebiasaan dalam kehidupan rakyat sehari-hari.

Menitikberatkan pada chung, loyalitas masyarakat pada rajanya, nenek moyang, anak cucu, kepatuhan anak kepada orang tuanya, dan yeol.

Baca Juga: Bersiapalah Blink! BLACKPINK akan Rayakan Ulang Tahun Debut dengan Merilis Blackpink The Movie

Katolikisme pertama kali muncul di Korea di masa akhir kekuasaan Dinasti Joseon.

Katolik dibawa diplomat Tiongkok dan pendetanya yang diundang oleh penduduk Korea yang telah menganut agama Kristen.

Katolik Roma di Korea menjadi subjek persekusi yang hebat, namun kepercayaan itu terus menyebar di antara masyarakat.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 16 Juni 2021: Gegara Selingkuh, Elsa Diserahkan Nino ke Riki?

Sepanjang masa persekusi, banyak penganut katolik menjadi martir akibat penguasa kala itu.

Ini membuat Korea dikenal sebagai negeri nomor empat di dunia yang memiliki jumlah santo paling banyak.

Protestan dibawa ke Korea di masa akhir Dinasti Joseon dan dengan cepat mampu merebut hati masyarakat melalui program pendidikan, serta pelayanan kesehatan.

Baca Juga: Tak Datang ke Lamaran Lesti Kejora dan Rizky Billar, Rizki DA Pilih Temui Nadya Mustika di Bandung, Balikan?

Sampai hari ini Protestan di Korea memiliki banyak fasilitas mulai dari institusi pendidikan, sekolah menengah hingga perguruan tinggi, serta pusat kesehatan.

Disitat PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman Korea.net pada Rabu, 16 Juni 2021 selanjutnya ada agama penduduk lokal seperti Cheondogyo, Buddha Won, dan Daejonggyo.

Cheondogyo, didirikan berbasis pada Ajaran Ketimuran (Donghak) abad ke 19. Ajaran ini mempunyai doktrin “Manusia adalah Surga”.

Baca Juga: Jauh dari Nagita Slavina, Rafathar Ungkapkan Isi Hatinya: dalam Hati Aa Tuh Kangen Mama

Ajaran ini digunakan sebagai sebuah pengaruh besar dalam proses menuju modernisasi di Korea.

Daejonggyo mulai ada sejak awal abad ke 20 dengan berbakti kepada Dangun, pendiri pertama negara Korea.

Tahun 1955, organisasi Masyarakat Muslim Korea didirikan. Mereka langsung memilih Imam pertama sebagai pemimpin Islam di negeri ginseng tersebut.

Islam di sana tumbuh cepat dan kemudian terbentuklah Federasi Muslim Korea tahun 1967.***

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: Korea.net


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x