PR TASIKMALAYA - Pada Minggu dini hari, 16 Mei 2021, Israel meledakkan serangkaian terowongan yang diklaim sebagai prasarana militer bawah tanah milik Hamas.
Ledakan itu pun mengakibatkan hancurnya beberapa rumah dan menewaskan 42 warga sipil di Gaza.
Tetapi Israel mengatakan bahwa mereka tidak bermaksud untuk membunuh para warga sipil tersebut, dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Insider.
Baca Juga: Ramal Hubungan Luna Maya dan Ariel Noah Kedepannya, Denny Darko Sebut Tinggal Menunggu Waktu
Israel mengaku hanya hendak menghancurkan infrastruktur yang diduga milik Hamas, regu militan Palestina yang berbasis di Gaza.
"Fasilitas bawah tanah runtuh, menyebabkan pondasi rumah sipil di atasnya juga runtuh dan jatuhnya korban yang tidak diinginkan," kata juru bicara The Associated Press.
Insiden ini telah menjadikan hari Minggu sebagai hari paling berdarah sepanjang terjadinya konflik antara Israel dan Hamas.
Akibat perseteruan Israel dan Palestina ini, sebagian besar korban berada di pihak Palestina.
Sampai dengan hari Minggu, sedikitnya 188 warga Palestina telah tewas akibat pertempuran itu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa pertempuran akan terus berlanjut selama Hamas terus mengirim roket ke Israel.
Baca Juga: Berubah Haluan dari Memes Prameswari, Ini Sosok Baru Jodoh Billy Syahputra Pilihan Netizen
"Kami diserang oleh Hamas. Ada ribuan roket dan rudal di kota-kota kami," kata Benjamin.
"Saya pikir negara manapun harus mempertahankan diri dan memiliki hak alami untuk membela diri," lanjutnya.
"Kami akan melakukan apa pun untuk memulihkan ketertiban dan ketenangan," ujar Perdana Menteri Israel.
Baca Juga: Waspada! Bekerja Lebih dari 55 Jam dalam Seminggu Meningkatkan Risiko Penyakit Stroke
Konflik di Palestina telah mencapai puncaknya pada bulan ini atas rencana Israel untuk mengusir puluhan warga Palestina dari Yerusalem Timur.
Di akhir pekan lalu, Israel membom gedung perkantoran Kota Gaza yang menampung beberapa outlet berita internasional, termasuk Associated Press dan Al Jazeera.
IDF (Israel Defense Forces) mengatakan serangan itu pantas dilakukan karena meyakini gedung tersebut digunakan oleh mata-mata Hamas sebagai pangkalan.
Baca Juga: Curhat Pengalaman ke Palestina, Annisa Pohan: Kaget, Penuh Ancaman
Sementara itu, pihak The Associated Press mengungkapkan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa klaim itu benar dan meminta untuk dilakukannya penyelidikan.
AS, salah satu sekutu terdekat Israel, telah dikritik karena mendukung tindakan IDF setelah Presiden Joe Biden menyebut bahwa tanggapan Israel bukanlah reaksi berlebihan yang signifikan.***